Israel Serang Pos UNIFIL, Tentara Indonesi Jadi Korban

Israel Serang Pos UNIFIL, Tentara Indonesi Jadi Korban

Riaumandiri.co - Pasukan Israel melepaskan tembakan ke tiga posisi yang dikuasai pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) selatan pada Kamis. UN News mengkonfimasi serangan dan menyatakan markas UNIFIL ditembaki tank Merkava milik Israel.

Reuters melansir, sumber tersebut mengatakan salah satu lokasi yang ditembaki adalah markas utama UNIFIL di Naqoura. Menara pengawas di pangkalan utama pasukan di Naqoura itu disebut jadi sasaran penembakan oleh tank Merkava Israel.

Dua penjaga perdamaian pasukan penjaga perdamaian UNIFIL dilaporkan terluka, namun tidak serius dalam insiden itu. Tidak ada korban dalam dua insiden lainnya – satu pada Rabu dan satu lagi pada Kamis. Dalam kedua kasus tersebut, posisi UNIFIL ditembaki Israel, kata sumber tersebut.


Media Italia ANSA melansir bahwa sumber mereka di Lebanon melaporkan, seorang tentara Indonesia jadi korban serangan Israel terhadap pos pasukan perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) pada Kamis. Selain WNI itu, pos Italia juga diserang.

“Menurut sumber militer Lebanon, pasukan penjaga perdamaian tersebut adalah warga negara Indonesia yang terluka ketika tank Israel melepaskan tembakan ke menara observasi di pangkalan tersebut,” tulis ANSA yang merupakan media terkemuka di Italia tersebut. Sumber medis setempat mengatakan kedua penjaga perdamaian PBB tersebut tidak mengalami cedera serius.

Mabes TNI telah mengonfirmasi laporan terlukanya dua prajuritnya di UNIFIL karena menjadi sasaran tembak militer Israel saat keduanya berjaga di Naqoura. Kedua prajurit yang terluka itu adalah Pratu Marinir Eggy Arifiyanto dan Praka Nofrian Syah Putra.

Israel pada hari Kamis menargetkan tiga pangkalan UNIFIL di Lebanon selatan, kata juru bicara misi PBB Andrea Tenenti kepada ANSA. Misi tersebut mencakup sekitar 1.000 personel militer Italia dan sekitar 1.200 pasukan TNI.

Dua pos terdepan diisi oleh pasukan Italia sedangkan pos ketiga yang diserang merupakan markas besar UNIFIL. Sumber intelijen militer Lebanon mengatakan kepada ANSA bahwa tentara Israel pada Kamis melepaskan tembakan ke salah satu pangkalan Italia di sepanjang garis demarkasi dengan Lebanon.

Sumber tersebut menyebutkan, lokasi penembakan IDF adalah pangkalan UNP 1-31 di bukit Laboune, wilayah yang menjadi tanggung jawab kontingen Italia. Menurut sumber yang sama, setelah drone Israel berulang kali terbang di atas pangkalan tersebut, tembakan artileri Israel menargetkan pintu masuk bunker yang melindungi tentara Italia.

Sistem komunikasi antara pangkalan dan komando UNIFIL di Naqura rusak dalam serangan itu, kata mereka. Setidaknya dua penjaga perdamaian PBB terluka di Naqoura, kata sumber keamanan militer Lebanon kepada ANSA.

Beberapa kamera yang terletak di dua pos terdepan UNIFIL Italia dihantam dan dihancurkan di Naqura tetapi tidak ada personel militer Italia yang terluka, kata sumber yang mengetahui informasi tersebut kepada ANSA.

Saat ini ada sekitar 11 ribu pasukan yang tergabung dengan pasukan perdamaian UNIFIL di Lebanon. Indonesia menyumbang pasukan terbanyak, yakni sekitar 1.200 personel. 

Salah satu pos yang dijaga TNI terletak di Naqoura, lokasi serangan Israel tersebut. Pos itu dinamai Sudirman Camp dan sempat dikabarkan terkena serangan Israel pada Oktober 2023 lalu. Pihak TNI kemudian mengklarifikasi, bahwa mortir Israel jatuh sekitar satu kilometer dari pos tersebut. Belum ada keterangan dari TNI soal serangan Israel terbaru pada Kamis ini. 

Hizbullah mengatakan sebelumnya bahwa mereka telah menargetkan sebuah tank Israel dengan peluru kendali ketika mereka sedang bergerak maju ke daerah perbatasan Ras al-Naqoura, sebelum menyerang pasukan Israel dengan salvo rudal ketika pasukan tersebut berusaha menarik tentara yang terluka keluar dari daerah tersebut.

UNIFIL mengatakan pada Ahad bahwa mereka “sangat prihatin dengan aktivitas baru-baru ini” yang dilakukan militer Israel di dekat posisi penjaga perdamaian di barat daya Lebanon.

Pernyataan tersebut tidak memberikan rincian, namun mengatakan bahwa tindakan tersebut berbahaya dan “tidak dapat diterima jika membahayakan keselamatan pasukan penjaga perdamaian PBB yang menjalankan tugas yang diamanatkan oleh Dewan Keamanan”.

Dalam suratnya kepada militer Israel tertanggal 3 Oktober dan dilihat oleh Reuters, UNIFIL keberatan dengan kendaraan dan pasukan militer Israel yang menempatkan diri mereka "berdekatan" dengan posisi PBB, "sehingga membahayakan keselamatan dan keamanan personel dan lokasi UNIFIL".