Disperindagpas Sidak Gudang Beras
RENGAT(HR)-Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar Indragiri Hulu, Selasa (26/5) melakukan inspeksi mendadak ke pasar dan gudang penyimpanan beras. Sidak ini dilakukan guna mengantisipasi masuknya beras plastik ke Indragiri Hulu.
Sidak dilakukan tim Disperindagpas yang dipimpin Kadis Hasman Dayat, Kabid Perdagangan dan bina Produksi Elfahri Adha, Kabid Pengawasan dan Pengendalian Aris Prastyo serta beberapa staf. Sidak ini juga melibatkan kepolisian dari Polres Inhu dan Kodim 0302 Inhu. Salah seorang pedagang, Alang (50) mengungkapkan pihaknya sejauh ini tak pernah menyimpan beras yang berasal dari luar Sumatera apalagi beras impor.
"Sudah menjadi kesepakatan seluruh pedagang tidak menjual beras impor di Inhu, bahkan kami juga sepakat agar harga beras yang dijual tidak terlalu jauh jaraknya, sehingga pengawasan bisa dilakukan secara bersama, dengan begitu kecurangan bisa diminimalisir," tegasnya. "Sampai saat ini belum ada indikasi masuknya beras plastik yang saat ini memang sangat dikhawatirkan oleh masyarakat, bahkan dalam Sidak yang dilakukan terhadap gudang-gudang beras yang dinilai cukup beras, tidak ditemukan adanya penyimpanan beras tersebut," ungkap Hasman.
Dalam sidak juga ditemukan pemilik masih mencampurkan barang beracun dengan bahan makanan termasuk beras, bahkan ada yang menyimpan bahan penyedap rasa kadaluarsa, seperti kecap disimpan selama dua tahun.
Dikatakan, sidak ini juga dilakukan guna mengetahui stok beras yang ada di Inhu, apakah cukup persediaan hingga lebaran. Ia mengimbau, kepada pemilik toko dan gudang tak melakukan penataan barang semaunya, baik di toko maupun di gudang. Karena bahan makanan berbahaya jika didekatkan dengan barang beracun seperti obat nyamuk.
Ia menambahkan, pihaknya akan terus melakukan pemantauan terhadap bahan makanan yang diperjual belikan masyarakat, terutama bahan makanan yang terindikasi tercampur dengan bahan berbahaya seperti beras. (adv/humas)
Sidak dilakukan tim Disperindagpas yang dipimpin Kadis Hasman Dayat, Kabid Perdagangan dan bina Produksi Elfahri Adha, Kabid Pengawasan dan Pengendalian Aris Prastyo serta beberapa staf. Sidak ini juga melibatkan kepolisian dari Polres Inhu dan Kodim 0302 Inhu. Salah seorang pedagang, Alang (50) mengungkapkan pihaknya sejauh ini tak pernah menyimpan beras yang berasal dari luar Sumatera apalagi beras impor.
"Sudah menjadi kesepakatan seluruh pedagang tidak menjual beras impor di Inhu, bahkan kami juga sepakat agar harga beras yang dijual tidak terlalu jauh jaraknya, sehingga pengawasan bisa dilakukan secara bersama, dengan begitu kecurangan bisa diminimalisir," tegasnya. "Sampai saat ini belum ada indikasi masuknya beras plastik yang saat ini memang sangat dikhawatirkan oleh masyarakat, bahkan dalam Sidak yang dilakukan terhadap gudang-gudang beras yang dinilai cukup beras, tidak ditemukan adanya penyimpanan beras tersebut," ungkap Hasman.
Dalam sidak juga ditemukan pemilik masih mencampurkan barang beracun dengan bahan makanan termasuk beras, bahkan ada yang menyimpan bahan penyedap rasa kadaluarsa, seperti kecap disimpan selama dua tahun.
Dikatakan, sidak ini juga dilakukan guna mengetahui stok beras yang ada di Inhu, apakah cukup persediaan hingga lebaran. Ia mengimbau, kepada pemilik toko dan gudang tak melakukan penataan barang semaunya, baik di toko maupun di gudang. Karena bahan makanan berbahaya jika didekatkan dengan barang beracun seperti obat nyamuk.
Ia menambahkan, pihaknya akan terus melakukan pemantauan terhadap bahan makanan yang diperjual belikan masyarakat, terutama bahan makanan yang terindikasi tercampur dengan bahan berbahaya seperti beras. (adv/humas)