Banyak Penyalahgunaan Gas Elpiji 3 Kilogram
Rabu, 27 Mei 2015 - 15:42 WIB

ilustrasi
RENGAT(HR)-Bukanlah kekurangan kuota terjadinya kelangkaan elpiji, namun sulitnya didapat bahan bakar gas tersebut, khususnya elpiji 3 kilogram karena digunakan oleh mereka yang tak berhak menggunakan.
Kabid Perdagangan dan bina Produksi Disperindagpas Inhu Elfahri Adha, mengungkapkan seharusnya tak ada kelangkaan elpiji, jika memang betul-betul digunakan mereka yang berhak, yakni rumah tangga sasaran (RTS) yang memang sudah terdata.
"Selama ini penggunaan elpiji 3 kg tersebut juga digunakan oleh PNS, Polri, TNI, pengusaha makro serta rumah makan, yang seharusnya secara aturan tidak dibenarkan menggunakan elpiji 3 kg," tegasnya.
Menurut Elfahri, sebuah rumah makan di Inhu bisa sekaligus membeli 10 tabung gas elpiji 3 kg tersebut, sehingga tentu mengganggu stok yang ada, dan kemudian menyulitkan bagi RTS mendapatkan elpiji.
Elfahri mengakui, banyaknya pengaduan tentang tingginya harga gas elpiji 3 kg tersebut. "Setelah dilakukan pemantauan, ternyata pada harga yang ada di pengkalan-pangkalan sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah disepakati bersama," ucapnya.
Namun tingginya harga tersebut karena sudah banyaknya tangan eceran sebelum sampai ke konsumen. Bisa karena jarak yang jauh dari pengkalan, atau karena memang ada pedagang eceran yang memang mematok harga terlalu tinggi. Diungkapkan, saat ini harga di beberapa daerah yang selama ini sampai Rp30 ribu, sudah mulai dikendalikan dan diharapkan akan bisa memenuhi harga sesuai dengan kapatutan. (eka)
Kabid Perdagangan dan bina Produksi Disperindagpas Inhu Elfahri Adha, mengungkapkan seharusnya tak ada kelangkaan elpiji, jika memang betul-betul digunakan mereka yang berhak, yakni rumah tangga sasaran (RTS) yang memang sudah terdata.
"Selama ini penggunaan elpiji 3 kg tersebut juga digunakan oleh PNS, Polri, TNI, pengusaha makro serta rumah makan, yang seharusnya secara aturan tidak dibenarkan menggunakan elpiji 3 kg," tegasnya.
Menurut Elfahri, sebuah rumah makan di Inhu bisa sekaligus membeli 10 tabung gas elpiji 3 kg tersebut, sehingga tentu mengganggu stok yang ada, dan kemudian menyulitkan bagi RTS mendapatkan elpiji.
Elfahri mengakui, banyaknya pengaduan tentang tingginya harga gas elpiji 3 kg tersebut. "Setelah dilakukan pemantauan, ternyata pada harga yang ada di pengkalan-pangkalan sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah disepakati bersama," ucapnya.
Namun tingginya harga tersebut karena sudah banyaknya tangan eceran sebelum sampai ke konsumen. Bisa karena jarak yang jauh dari pengkalan, atau karena memang ada pedagang eceran yang memang mematok harga terlalu tinggi. Diungkapkan, saat ini harga di beberapa daerah yang selama ini sampai Rp30 ribu, sudah mulai dikendalikan dan diharapkan akan bisa memenuhi harga sesuai dengan kapatutan. (eka)
Berita Lainnya
Berita Terkait
- Sekdaprov Riau: Rendahnya Kualitas dan Menurunya Kinerja ASN Dipengaruhi Tiga Aspek
- Dugaan Korupsi Bankeu untuk RSUD Indrasari Masih Berkutat pada Penyelidikan
- Rohul Kerja Sama dengan Perusahaan Thailand
- Hari Ini, 2 Kasus Positif Covid-19 di Riau, Satu Bayi Berusia 6 Bulan dari Inhil
- Satu Pelaku Begal Masih DPO
- Kawanan Rampok Bersenpi Gasak Toko di Rimbo Panjang