Penjualan Mobil Indonesia Sulit Tembus 1 Juta Unit
RIAUMANDIRI.CO - PT Toyota Astra Motor (TAM) memprediksi penjualan mobil di Indonesia pada tahun 2024 sulit mencapai 1 juta unit. Dengan kondisi pasar saat ini, mereka memproyeksikan penjualan akan berakhir di angka sekitar 900 ribu unit.
Direktur Pemasaran TAM, Anton Jimmi Suwandi menyatakan, pasar otomotif Indonesia diprediksi akan kembali pulih pada tahun depan. Saat itu, mencapai target 1 juta unit dalam setahun diyakini bukan hal yang sulit.
"Tahun ini belum bisa (menjual 1 juta unit mobil setahun), kita harapkan mungkin tahun depan. Saya rasa realistis saja lah ya," kata Anton dilansir detik.com, Selasa (10/9/2024).
Menurutnya, meski penjualan pada Juli dan Agustus tidak mengalami penurunan, namun pasar masih stagnan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
"Kita lihat penjualan sampai Juli, kemudian Agustus meskipun tidak turun tapi masih stabil. Kita lihat market Agustus dan bulan sebelumnya agak mirip. Hitung-hitungan kita kayaknya agak sulit mencapai 1 juta, ya harapannya mencapai 900 ribu lah," jelas Anton.
Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil secara wholesales (dari pabrik ke dealer) sepanjang Januari-Juni 2024 tercatat sebanyak 408.012 unit.
Angka ini mengalami penurunan sebesar 19,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana penjualan mencapai 506.427 unit.
Tidak hanya penjualan yang terpengaruh, produksi mobil di Indonesia juga ikut turun drastis. Pada semester pertama 2024, produksi mobil hanya mencapai 561.772 unit, turun 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan produksi sebesar 702.144 unit.
Pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024, Toyota telah mencoba berbagai strategi untuk mendongkrak penjualan, salah satunya melalui program kredit yang lebih mudah serta meluncurkan produk-produk baru. Namun, upaya tersebut belum memberikan dampak signifikan.
Selain itu, TAM sempat berharap pemerintah kembali mengeluarkan program insentif seperti pada masa pandemi, guna mendukung pemulihan pasar otomotif. Sayangnya, hingga kini permintaan tersebut belum mendapatkan respons positif.
"Kami berharap ada dorongan dari pemerintah seperti insentif yang pernah diberikan saat pandemi, tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda kebijakan tersebut akan diberlakukan lagi," tukasnya.