22 Negara Konfirmasi Hadiri Forum Parlemen Indonesia-Afrika

22 Negara Konfirmasi Hadiri Forum Parlemen Indonesia-Afrika

RIAUMANDIRI.CO - Sebanyak 22 parlemen negara-negara di Benua Afrika telah mengkonfirmasi kehadiran dalam gelaran Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) yang akan diselenggarakan di Nusa Dua Bali dari tanggal 31 Agustus hingga 2 September 2024.

Dari 22 negara yang sudah konfirmasi akan mengirimkan delegasinya tersebut, tercatat 9 Ketua Parlemen akan hadir memimpin delegasinya masing-masing. Forum parlemen Indonesia dengan negara-negara Afrika tersebut mengambil tema “Forging Indonesia-Africa Parliamentary Partnership for Development”. 

Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon berpandangan, bahwa kegiatan ini akan menjadi forum antar parlemen yang pertama kali dilaksanakan antara Indonesia dengan negara-negara Afrika sejak Konferensi Asia Afrika di tahun 1955 dan Konferensi Gerakan Non-Blok di tahun 1961 yang bersejarah.

Tidak hanya itu, Forum ini juga akan menjadi sebuah capaian penting bagi politik luar negeri Indonesia, khususnya dalam konteks kerja sama global selatan (global south).

“Saat ini ketika kita menyaksikan tren global dalam politik, ekonomi dan lingkungan hidup, kebangkitan negara-negara di belahan bumi Selatan sudah saatnya diperkuat melalui mekanisme kerja sama. Tidak hanya kerja sama pada tingkat eksekutif, tetapi juga kerja sama yang lebih komprehensif, mencakup antar parlemen Indonesia dengan Afrika," ujar Politisi Partai Gerindra tersebut dalam keterangan persnya, Kamis (29/8/2024).

Lebih jauh, Ketua BKSAP menjelaskan bahwa dengan tema “Forging Indonesia-Africa Parliamentary Partnership for Development”, Forum Parlemen Indonesia-Afrika (IAPF) yang ke-1 ini tidak hanya akan berfungsi sebagai batu loncatan untuk menyempurnakan kolaborasi antara anggota parlemen Indonesia dan Afrika.

Tetapi, juga diharapkan akan menghasilkan komitmen baru yang menekankan pada rencana menyeluruh untuk mendorong  kerja sama pembangunan jangka panjang antara kedua belah pihak. Sekaligus penegasan kembali komitmen diantara keduanya untuk bekerja sama dalam menguatkan konektivitas ekonomi, politik dan sosial antara Indonesia dengan negara-negara Afrika. 

Fadli juga menyampaikan bahwa Indonesia dan Afrika sama-sama memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Jika keduanya dapat bekerja sama untuk memanfaatkan peluang tersebut, maka diharapkan dapat mendorong pembangunan yang adil bagi warga negara kedua belah pihak. 

Adapun sektor-sektor yang berpotensi untuk dikolaborasikan antara Indonesia dengan Afrika meliputi ekonomi, kesehatan, pertanian, energi, komunikasi dan teknologi, serta bidang-bidang penting lainnya.

“Indonesia dan Afrika juga dapat berbagi perspektif tentang pengelolaan sumber daya energi, ketahanan pangan dan pembangunan berkelanjutan,” imbuhnya.

Secara substansi, forum antar parlemen Indonesia dengan Afrika yang akan berlangsung selama 3 hari di Bali tersebut akan dibagi menjadi 3 sesi. Sesi pertama berjudul “Kerja sama Selatan-Selatan untuk Kesejahteraan dan Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2030”.

Dalam sesi ini akan dibahas tentang bagaimana parlemen dapat bekerja sama untuk mengurangi kesenjangan. Adapun sektornya antara lain, mendorong kerja sama dalam perdagangan, investasi, dan teknologi, membangun hubungan yang lebih kuat antara masyarakat, serta berbagi pengetahuan dan nilai-nilai, termasuk melalui kerja sama selatan-selatan. 

Sedangkan sesi kedua yaitu “Membangun Masyarakat Tangguh Melalui Prakarsa Kesehatan dan Ketahanan Pangan,” akan berfokus pada bagaimana parlemen mendorong kolaborasi dan berinvestasi dalam, antara lain, penelitian agronomi berkelanjutan dan layanan penyuluhan. 

Untuk memanfaatkan program pertukaran pakar pertanian antara Indonesia dan Afrika, guna memfasilitasi berbagi pengetahuan dan pembelajaran selatan-selatan. Sesi terakhir, yaitu sesi yang ketiga dengan judul “Memanfaatkan Potensi Perdagangan dan Investasi untuk Pertumbuhan Ekonomi Inklusif” akan membahas mengenai peran dinamis yang dimainkan oleh perdagangan dan investasi, dalam mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif antara Indonesia dan Afrika.

Fadli menyampaikan bahwa diharapkan melalui penyelenggaraan Forum Parlemen Indonesia Afrika, hubungan antara kedua pihak tidak hanya akan semakin kuat, namun juga dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi rakyat. 

“DPR RI berkomitmen untuk menyambung kembali dan memperkuat hubungan antara Indonesia dan Afrika. Menjajaki dan menghasilkan momentum untuk meningkatkan hubungan, yang akan memberikan kesempatan untuk menjadikan masa depan Indonesia dan Afrika serta penduduknya lebih tangguh, adil, dan sejahtera," tutup anggota Komisi 1 DPR RI tersebut. (*)



Tags Parlemen