IHSG Melemah Selasa Pagi Ini
Riaumandiri.co - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi melemah pada pembukaan perdagangan, Selasa (6/8) pagi.
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan gelombang tekanan terhadap IHSG terlihat belum berakhir. Hal ini diiringi oleh fluktuasi nilai tukar rupiah yang turut memberikan dampak sehingga membuat pasar cenderung bergerak melemah.
"Sehingga masih cukup besarnya potensi koreksi wajar tetap harus diwaspadai oleh para investor, hari ini IHSG berpotensi melemah," ujar William seperti dikutip dari riset hariannya.
Dengan sentimen tersebut, William memproyeksikan IHSG bergerak di rentang support 7.002 dan resistance 7.123 Ia pun merekomendasikan sejumlah saham, yakni BBNI, JSMR, BBCA, SMGR, INDF, UNVR, dan TBIG.
Senada, Pengamat Pasar Modal dari Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi juga melihat pelemahan IHSG yang hampir turun 4 persen pada penutupan hari sebelumnya bakal berlanjut.
"IHSG berpotensi melanjutkan pelemahan meski ada tendensi terbatas jika berhasil mempertahankan support pada level psikologis 7.000. Indikator MACD menunjukkan pelemahan tren yang disertai kenaikan volume transaksi," kata Audi.
Menurutnya, saat ini pasar global masih dipengaruhi ketidakpastian, terlebih beberapa data menunjukkan level kontraksi, termasuk di Indonesia. Meski demikian, potensi pemangkasan suku bunga Fed kian besar.
"Peluang sebesar 1,25 persen atau 125 bps hingga akhir 2024 dan kami perkirakan akan mempengaruhi stand dari Bank Indonesia. Terjaganya pertumbuhan PDB Indonesia juga turut akan menopang pergerakan IHSG untuk menjaga level psikologisnya," terang Audi.
IHG ditutup di level 7.059 pada Senin (5/8) sore. Indeks saham terbakar 248,46 poin atau minus 3,40 persen dari perdagangan sebelumnya.
Mengutip RTI Infokom, investor melakukan transaksi sebesar Rp13,77 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 24,43 milar saham.
Pada penutupan tercatat 62 saham menguat, 592 terkoreksi, dan 134 lainnya stagnan. Terpantau, semua indeks sektoral melemah dipimpin oleh sektor energi, yakni anjlok 4,94 persen