Angkat Budaya Lokal, Kukerta UNRI dengan PKK Pulau Palas Buat Bubur Asyura

Angkat Budaya Lokal, Kukerta UNRI dengan PKK Pulau Palas Buat Bubur Asyura

Riaumandiri.co - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) Universitas Riau bersama PKK Pulau Palas adakan program kerja yang mengangkat kearifan budaya lokal pada peringatan 10 Muharram dengan membuat Bubur Asyura yang memiliki makna dan filosofi tentang rasa syukur.

Bulan Muharram memiliki makna penting bagi umat Islam sebagai awal tahun dalam penanggalan Hijriah dan juga sebagai bulan yang sarat dengan peristiwa bersejarah. 

 Memperingati momen istimewa ini, Mahasiswa Kukerta berkolaborasi dengan PKK desa Pulau Palas mengolah bubur Asyura, hidangan khas yang memiliki nilai simbolik dan sejarah yang dalam.


Ketua kelompok Kukerta UNRI Desa Pulau Palas, Andra Eka Pratama mengungkapkan bahwa Desa Pulau Palas merupakan desa yang majemuk dengan berbagai suku dan budaya masyarakat setempat yang sangat beragam dan perlu untuk terus dilestarikan. 

"Dengan adanya keberagaman budaya Masyarakat Pulau Palas, dapat menjadi potensi desa disektor pariwisata budaya lokal," ujarnya. 

Pembuatan bubur Asyura, sebutnya,  merupakan salah satu bentuk pelestarian budaya masyarakat setempat yang dilaksanakan untuk memperingati 10 muharram dengan ciri khas bubur yang terdiri dari 10 macam isian dengan rasa gurih yang sangat unik.

Kgiatan pelestarian budaya setempat melalui pembuatan bubur asyura ini dilaksanakan di GOR desa Pulau Palas, Kecamatan Tembilahan Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau pada Jum'at (2/8).

“Umumnya masyarakat Desa Pulau Palas membuat bubur Asyura bersama tetangga sekitar rumah dengan skala yang besar dan akan dihidangkan untuk makan bersama sebagai penguat solidaritas dan kebersamaan antar tetangga disekitar rumah " ujarnya dengan lugas.

Harwina, salah satu anggota PKK desa Pulau Palas mengakatan bahwa bubur Asyura ini terbuat dari beras yang dimasak dengan santan serta campuran 10 ragam bahan seperti biji-bijian, kacang-kacangan, buah-buahan, dan rempah-rempah dengan cita rasa gurih yang unik dan kaya akan nutrisi yang memaknai peringatan 10 Muharram.

Harwina juga menuturkan bahwa program kerja Mahasiswa Kukerta UNRI sangat menarik dan tidak banyak mahasiswa yang mengangkat kebudayaan lokal menjadi salah satu program yang digagas dalam kegiatan kukerta.

“Bubur Asyura ini menjadi makanan khas masyarakat Banjar asal Kalimantan Selatan. Masyarakat yang mayoritas terdiri dari suku banjar memiliki kebiasaan dan budaya yang tetap dijunjung meski hidup ditanah melayu Riau, ujar Harwina.

Setelah pembuatan bubur selesai, bubur yang telah matang akan dihidangkan dan didoakan untuk dinikmati bersama sama. Selanjutnya bubur yang tersisa juga akan dibagikan kepada masyarakat sekitar untuk menjalin hubungan persaudaraan antar sesama.

Kolaborasi yang dilaksanakan mahasiswa kukerta UNRI bersama PKK desa Pulau Palas tentunya dapat menjadi wadah pelestarian dan pengenalan budaya lokal serta penguatan solidaritas antara mahasiswa kukerta UNRI dengan PKK desa Pulau Palas. 

Tentu dengan kegiatan tersebut, mahasiswa kukerta UNRI mampu berkontribusi dalam pengenalan dan mengangkat budaya Masyarakat setempat melalui platform digital agar budaya budaya lokal di desa Pulau Palas yang sangat berharga dapat dikenal khalayak ramai.

Dengan penuh sukacita, warga Pulau Palas merayakan 10 Muharram dengan penuh makna mendalam melalui pembuatan bubur Asyura yang dilaksanakan PKK Pulau Palas bersama Mahasiswa Kukerta UNRI. 

Tentu tidak hanya sebatas perayaan simbolis, pembuatan bubur asyura juga menjadi pelestarian budaya lokal yang penuh Sejarah dengan semangat kebersamaan dan nilai nilai luhur yang terkandung didalamnya.