15 Persen Karyawan Intel di PHK
Riaumandiri.co - Intel (INTC.O) melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 15 persen karyawannya. PHK massal ini menimpa sekitar 17.500 karyawan. Manajemen Intel menyebut sebagian besar PHK akan selesai pada akhir 2024.
Per 29 Juni 2024, total karyawan Intel mencapai 116.500 orang. Angka tersebut belum termasuk karyawan di beberapa anak perusahaan.
"Kami butuh lebih sedikit karyawan di kantor pusat, lebih banyak orang di lapangan, yang mendukung pelanggan," kata CEO Pat Gelsinger tentang PHK tersebut kepada Reuters.
Kamis lalu (1/8), Intel mengumumkan akan memangkas biaya operasional dan mengurangi belanja modal lebih dari US$10 miliar atau setara Rp162 triliun (kurs Rp16.230) pada 2025. Penghematan ini lebih besar dari yang direncanakan sebelumnya.
Untuk kuartal III 2024, Intel mengharapkan bisa meraup pendapatan sebesar US$12,5 miliar hingga US$13,5 miliar. Posisi Intel yang tertinggal di pasar chip AI telah menyebabkan sahamnya turun lebih dari 40 persen sepanjang 2024.
Intel juga memangkas investasi. Perusahaan ini berharap dapat memangkas biaya modal sebesar 17 persen pada 2025.
Juni lalu, Intel batal membangun pabrik chip senilai US$25 miliar atau Rp407,51 triliun di Israel. Kabar tersebut disampaikan dalam laporan situs berita keuangan Israel, Calcalist.
Ketika ditanya tentang laporan tersebut, Intel mengatakan perlu menyesuaikan proyek-proyek besar dengan perubahan jadwal. Namun perusahaan Amerika Serikat (AS) itu tidak merujuk langsung pada proyek pabrik chip itu.
"Mengelola proyek berskala besar, terutama di industri kita, seringkali melibatkan adaptasi terhadap perubahan jadwal. Keputusan kami didasarkan pada kondisi bisnis, dinamika pasar, dan pengelolaan modal yang bertanggung jawab," kata Intel dalam sebuah pernyataan, seperti diberitakan Reuters, Senin (10/6).
Intel menyebut Israel terus menjadi salah satu lokasi manufaktur dan penelitian dan pengembangan global utama perusahaan. Raksasa teknologi itu juga berjanji tetap berkomitmen penuh terhadap kawasan itu.
Pemerintah Israel pada Desember lalu setuju untuk memberikan Intel hibah sebesar US$3,2 miliar untuk membangun pabrik chip senilai US$25 miliar di Israel selatan.