Atap Rumbia Masih Jadi Idola
SELATPANJANG (HR)-Masyarakat di Pulau Tebingtinggi, khususnya Tebingtinggi Timur Kepulauan Meranti masih mengidolakan atap yang terbuat dari daun rumbia (daun sagu).
Selain bahan dasar pembuatan atap rumbia mudah ditemukan, harganya juga terbilang tidak begitu mahal, hanya Rp2.000 perlembar.
Salah seorang pembuat (penganyam/ anyaman) atap dari daun rumbia, ketika ditemui di Sungaitohor, Sabtu (23/5) mengatakan, saat ini kebutuhan masyarakat di Sungaitohor akan atap daun ini sangat tinggi.
Hanya saja, ada beberapa wilayah yang agak jauh untuk mengambil daun rumbia guna dibikin atap.
"Seperti saya, di Nipah Sendanu, itu atap saja yang tidak ada. Kalau ada pasti dibeli terus sama masyarakat," kata Romlah.
Romlah mengatakan, dalam membuat atap rumbia ini tidaklah bisa setiap saat. Sebab, mereka harus terlebih dahulu mengambil bahan yang agak jauh dari Nipah Sendanu.
"Kendalanya pada bahan dasar pembuat atap saja. Harus menempuh jarak yang agak jauh (ke kebun sagu) untuk mendapatkan daun rumbia ini. Kalau pemasaran itu mudah," ujarnya lagi.
Camat Tebingtinggi Timiur (3T) Helfandi membenarkan bahwa tingkat kebutuhan atap daun sangat tinggi. Sebab, selain harganya murah, untuk membeli atap seng harus terlebih dahulu ke Selatpanjang. Sementara ke Selatpanjan menempuh jalur laut yang agak jauh dari Sungaitohor.
Selain itu, lelaki berkacamata yang akrab dipanggil Iin itu lagi mengatakan, beberapa daerah di Tebingtinggi Timur memiliki potensi tersendiri. Seperti di Nipah Sendanu, itu potensi UP2K nya adalah pandan, yang bisa diolah menjadi tikar, tudung saji, alas meja, dan beberapa produk lainnya.
"Hasil pengolahan pandan ini dipasarkan ke Balai Kepri dan Malaysia. Jadi untuk pemasaran tidak ada kendala, berapapun keluar pasti habis terjual," ujar Iin pula.
Selain itu, di Tanjunggadai dan Teluk Buntal, identik dengan gula kelapa. Sedangkan di Sungaitohor potensi terbesarnya sagu basah, atap, serta kuliner yang terbuat dari sagu.
Dapat disampaikan pula, untuk membuat atap daun rumbia dibutuhkan daun rumbia (daun sagu), batang pinang atau batang nibung untuk tulang atap atau disebut mengkawan, serta dibutuhkan kulit pelepah sagu yang digunakan untuk pengingat (dengan cara dianyam) daun-daun di mengkawan tersebut.(grc/yuk)