Rp900 M Datangkan Bus Rapid Transit ke Pekanbaru, Diklaim Mampu Urai Kemacetan

Rp900 M Datangkan Bus Rapid Transit ke Pekanbaru, Diklaim Mampu Urai Kemacetan

Riaumandiri.co - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru digadang-gadang mendatangkan Bus Rapid Transit (BRT), Kamis (18/7).

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Pekanbaru, Yuliarso, "Masih berproses ya," singkat Arso, panggilan akrabnya. 

Ia menjelaskan nantinya BRT ini akan memakan anggaran APBD senilai 900 miliar Rupiah. "Hampir memakan 900 miliar," ungkap Arso.


Dana sebesar itu tentunya bertujuan untuk mengurangi kemacetan yang ada di Kota Bertuah ini "InsyaAllah, bisa untuk mengurangi kemacetan," kata Arso. 

Terkait mekanisme akuisisi TMP ke BRT, Arso menyebut masih melihat mekanisme yang ada.  "Skema bisa macam macam,nanti dilihat plus minus nya," ungkap Arso

Sementara itu, Sekretaris Daerah Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru berharap program Bus Rapid Transit (BRT) segera terwujud. Program ini dapat segera diwujudkan bila ada komitmen dari kepala daerah.

"BRT merupakan bus yang bergerak ke satu halte ke halte lain di jalur yang sama. Kami punya sembilan koridor," kata Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru Indra Pomi Nasution.

Pemko ingin sekali menerapkan tiket one way angkutan massal ini mulai dari lingkungan perumahan warga hingga dari halte ke halte. Sehingga, masyarakat lebih dimudahkan mendapat transportasi umum.

"Sebenarnya, kami sudah membahas kajian-kajian yang berkaitan dengan transportasi ini dengan Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) sejak lima tahun lalu. Transportasi yang ingin kami wujudkan yang zero carbon (tanpa emisi)," ungkap Indra Pomi.

Setelah bekerja sama dengan GIZ, pengetahuan pemko meningkat terhadap transportasi. Pemko juga bisa memahami isu-isu global.

"Dengan kerja sama dengan GIZ, ada keinginan segera mewujudkan BRT meningkat. Salah satunya adalah mendorong kami melahirkan Peraturan Daerah (Perda) tentang Transportasi di Pekanbaru," ujar Indra Pomi.

Perda Transportasi ini satu-satunya di Riau. Diharapkan, program BRT ini segera terwujud. "Tapi, semua rencana ini tergantung komitmen pimpinan (kepala daerah). Tanpa komitmen, tak ada yang terwujud dengan baik," ucap Indra Pomi.