Kuansing Krisis Figur, Pilkada 2024 Jadi Tantangan Mencari Calon Pemimpin

Kuansing Krisis Figur, Pilkada 2024 Jadi Tantangan Mencari Calon Pemimpin

RIAUMANDIRI.CO - Masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, banyak memiliki orang hebat, namun kekurangan figur yang bersedia terjun langsung ke dalam politik praktis (berani jadi pemimpin, red.). Hal ini terlihat sejak Kuansing berdiri 24 tahun yang lalu.

Dari generasi ke generasi, pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) hanya diikuti oleh kelompok-kelompok yang sama (Golkar, PPP, PAN, dan PDI-P) yang berani dan bersedia masuk ke dalam bursa calon kepala daerah dan wakil kepala daerah.

Begitu juga halnya menghadapi Pilkada 2024, terlihat semakin gamang figur yang ada di Kuansing untuk menjadi calon kepala daerah sebagai penantang petahana, yakni Suhardiman Amby.

Diketahui sampai hari ini, baru Adam Sukarmis terang-terangan menyatakan siap maju menjadi penantang incumbent Suhardiman Amby. Sementara figur lain seperti H. Halim, Sardiyono, dan Konperensi masih ragu menyatakan siap maju sebagai calon Bupati Kuansing November 2024 mendatang.

Hal ini terlihat dari nama-nama tersebut yang terkesan bersedia menjadi wakil Suhardiman Amby, yang dibuktikan dengan kehadiran mereka menghadiri seleksi pendamping Suhardiman Amby di DPW Gerindra Riau belum lama ini.

Menurut narasumber Haluan Riau, Dr. Aidil Haris, S.Sos., M.Si. Pengamat Komunikasi Politik Universitas Muhammadiyah Riau, semestinya orang-orang hebat Kuansing pulang kampung dan terjun ke dalam politik praktis (calon kepala daerah) untuk turut andil membangun negeri secara bersama-sama.

"Orang Kuansing banyak yang hebat-hebat, banyak yang doktor, profesor secara akademis, tetapi Kuansing kekurangan figur sebagai kepala daerah. Saya juga tidak tahu pasti kondisi ini kok bisa terjadi di Kuansing," kata Dr. Aidil Haris kepada Haluan Riau melalui wawancara via selulernya, Rabu (3/7/2024).

Kata Aidil, kondisi ini juga terjadi di Kabupaten Rokan Hulu yang banyak orang hebat tapi juga kekurangan figur, berbeda dengan Kabupaten Kampar yang setiap masa ada figur-figur yang muncul.

Sebenarnya di Pilkada Kuansing, incumbent (Suhardiman Amby, red.) bisa dikalahkan oleh penantangnya, namun harus punya konsep mengakomodasi kepentingan generasi muda, ucapnya.
Pengamat Komunikasi Politik tersebut juga mengakui Datuk Suhardiman Amby memiliki tingkat popularitas dan elektabilitas yang baik.

"Sebagai kepala daerah yang aktif, wajar saja popularitas dan elektabilitas Suhardiman Amby itu tinggi, sehingga banyak partai yang akan merapat ke Suhardiman Amby. Tapi perlu diingat, bila ada figur lain yang mampu berkreasi dan berinovasi terhadap program-program generasi milenial, maka besar kemungkinan Suhardiman Amby bisa ditumbangkan," urainya.

Saat ini baru Adam, anak muda Kuansing, yang sudah berani menantang Suhardiman Amby. "Adam ini saya rasa punya ide, program untuk kaum milenial di Kuansing. Bila peluang itu bisa dimanfaatkan saudara Adam, besar peluang bisa menumbangkan Suhardiman Amby," katanya.

Muncul Figur Baru

Memang ada figur baru dari kalangan ASN dan notabene Ketua Lembaga Adat Melayu Riau, yakni Pebri Mahmud yang digadang-gadangkan mendampingi Suhardiman Amby. Hal ini dibuktikan dengan Pebri Mahmud termasuk orang yang dipanggil DPW Gerindra Riau untuk diseleksi mendampingi Suhardiman Amby.

"Kehadiran nama Pebri Mahmud ini menarik, sebab selain saat ini dia ASN, dia juga merepresentasikan keterwakilan aspirasi tokoh-tokoh masyarakat adat. Tetapi sayang, Pebri Mahmud dikabarkan juga bersaing untuk menjadi pendamping Suhardiman Amby. Artinya, juga belum ada figur baru untuk calon pemimpin Kuansing," pungkasnya.



Tags Pilkada