Peringatan Isra Mikraj Jangan Hanya Rutinitas
BANGKINANG (HR)-Peringatan Isra dan Mikraj Nabi Muhammad SAW jangan hanya dijadikan perayaan rutinitas saja. Namun bagaimana kita mampu mengambil hikmah dan makna yang terkandung dari sebuah peringatan tersebut.
Demikian dikatakan Sekdakab Kampar, Zulfan Hamid, ketika mewakil Bupati Kampar pada acara peringatan Isra dan Mikraj Nabi Muhammad SAW tahun 1436 H/2015 di Masjid Al Ihksan, Markaz Islamic Center, Bangkinang Kota, Kamis (21/5).
Zulfan Hamid menyampakan pentingnya mengambil hikmah dari peringatan hari besar, di antaranya hikmah perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam menerima perintah salat dan menerima perintah lainnya.
Di sisi lain dari peringatan Isra dan Mikraj adalah terjadinya peristiwa penting pada diri Nabi Muhammad SAW yang menjadi pada tataran kehidupan duniawi, tetapi menembus ruang puncak keagungan Uluhiyyah, hikmah perjalanan tersebut tersimbol pada dua kata penting pertama Isra’ dan kedua Mikraj.
Dalam pengarahannya, Zulfan Hamid, mengatakan, dirinya mengharapkan seluruh masyarakat Kabupaten Kampar senantiasa meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT, agar menjaga ketentraman dan kenyamanan hidup masyarakat. Ia juga mengimbau masyarakat Kampar untuk menjaga tali Silaturahim antar sesama masyarakat.
Dalam Tausiyahnya, Ustazd Azwir Muin Domo, menyampaikan, hakikat dari Isra dan Mikraj itu adalah bagaimana perjalanan Nabi Muhammad SAW adalah perjalanan suci, karena diawali dengan "Subhan", seluruh perjalanan adalah suci, yang memberangkatkannya adalah yang "maha Suci" dan yang berangkat adalah kekasih yang maha suci dan yang mendampingi perjalanan itu malaikat yang suci.
"Ketika kita salat, apakah kita telah suci bathin, suci badaniah, tentu kita berwudhu, suci batin dengan cara memaafkan semua yang telah menzolimi kita. Dengan demikian, salat yang kita laksanakan benar-benar menjadi salat yang membuat kita tenang jiwa, menjauhkan dari perbuatan nista dan mengajak untuk kembali introspeksi diri, bagaimana salat yang benar-benar salat, salat yang menjauhkan dari perbuatan maksiat, salat yang menenangkan jiwa dan salat yang membawa manfaat bagi kita," ujar Azwir Muin Domo.(hir)
Diakhir tausiyahnya, Ustad Azwir Muin Domo menyampaikan, dengan adanya Isra yang berarti perjalanan malam, dengan arti kata, menyibak yang gelap menjadi terang, Nabi Muhammad SAW menerima perintah salat membawa dunia ini menjadi terang benderang. "Dengan salat itu pula membimbing kita selalu di jalan yang diridhoi Allah SWT," pungkasnya.
Demikian dikatakan Sekdakab Kampar, Zulfan Hamid, ketika mewakil Bupati Kampar pada acara peringatan Isra dan Mikraj Nabi Muhammad SAW tahun 1436 H/2015 di Masjid Al Ihksan, Markaz Islamic Center, Bangkinang Kota, Kamis (21/5).
Zulfan Hamid menyampakan pentingnya mengambil hikmah dari peringatan hari besar, di antaranya hikmah perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam menerima perintah salat dan menerima perintah lainnya.
Di sisi lain dari peringatan Isra dan Mikraj adalah terjadinya peristiwa penting pada diri Nabi Muhammad SAW yang menjadi pada tataran kehidupan duniawi, tetapi menembus ruang puncak keagungan Uluhiyyah, hikmah perjalanan tersebut tersimbol pada dua kata penting pertama Isra’ dan kedua Mikraj.
Dalam pengarahannya, Zulfan Hamid, mengatakan, dirinya mengharapkan seluruh masyarakat Kabupaten Kampar senantiasa meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT, agar menjaga ketentraman dan kenyamanan hidup masyarakat. Ia juga mengimbau masyarakat Kampar untuk menjaga tali Silaturahim antar sesama masyarakat.
Dalam Tausiyahnya, Ustazd Azwir Muin Domo, menyampaikan, hakikat dari Isra dan Mikraj itu adalah bagaimana perjalanan Nabi Muhammad SAW adalah perjalanan suci, karena diawali dengan "Subhan", seluruh perjalanan adalah suci, yang memberangkatkannya adalah yang "maha Suci" dan yang berangkat adalah kekasih yang maha suci dan yang mendampingi perjalanan itu malaikat yang suci.
"Ketika kita salat, apakah kita telah suci bathin, suci badaniah, tentu kita berwudhu, suci batin dengan cara memaafkan semua yang telah menzolimi kita. Dengan demikian, salat yang kita laksanakan benar-benar menjadi salat yang membuat kita tenang jiwa, menjauhkan dari perbuatan nista dan mengajak untuk kembali introspeksi diri, bagaimana salat yang benar-benar salat, salat yang menjauhkan dari perbuatan maksiat, salat yang menenangkan jiwa dan salat yang membawa manfaat bagi kita," ujar Azwir Muin Domo.(hir)
Diakhir tausiyahnya, Ustad Azwir Muin Domo menyampaikan, dengan adanya Isra yang berarti perjalanan malam, dengan arti kata, menyibak yang gelap menjadi terang, Nabi Muhammad SAW menerima perintah salat membawa dunia ini menjadi terang benderang. "Dengan salat itu pula membimbing kita selalu di jalan yang diridhoi Allah SWT," pungkasnya.