Petani Semangka di Siak Raup Untung

Petani Semangka di Siak Raup Untung

Riaumandiri.co - Petani semangka di kampung Tasik Seminai Kecamatan koto Gasib Kabupaten Siak patut diacungi jempol. Pasalnya, hamparan lahan kosong milik Pemkab Siak seluas 10,5 hektar itu saat ini menjadi lahan produktif oleh kelompok Mekar Sari kampung Tasik Seminai. 

Pantauan dilapangan, tiga mobil colt diesel sudah standby untuk mengangkut buah semangka untuk dibawa ke Jakarta terlihat parkir berjejer dipinggir kebun. Dari kejauhan tampak para ibu-ibu di bawah terik matahari sedang memetik buah semangka yang sudah matang. Ada dua jenis semangka yang ditanam dilahan itu, yaitu semangka merah dan semangka inul warna kuning.

"Dulunya, lahan ini semak rumput dan lalang bekas tanam ubi racun, namun prospeknya kurang menjanjikan. Awalnya kami atas nama kelompok tani mengusulkan ke Pemda untuk pinjam sewa lahan ini, dan disetujui. Kami coba tanam semangka jenis bibit marina. Alhamdulillah, bapak bisa lihat hasilnya,” kata Ketua Kelompok Tani Mekar Sari Syahril, ditemui di lokasi Panen Raya Buah Semangka, Kampung Tasik Seminai, Koto Gasib, Selasa (4/6). 


Syahril mengatakan, dari total luas lahan 10,5 hektar yang tertanam baru lima hektar. Untuk modal per hektarnya, sekitar Rp35 juta, sementara lamanya masa tanam sampai dengan masa panen empat bulan. Artinya dalam se-tahun bisa tiga kali masa tanam. Dari lima hektar kebun semangka itu, bisa panen enam puluh ton atau 60.000 kg dengan harga Rp6000 perkilo.

“Tahap pertama sudah keluar tiga puluh ton semangka kita jual ke Jakarta, untuk masalah harga biasanya, pembeli melihat kualitas buah, berhubung saat ini musim panas semangka kita manis, hanya sedikit yang rusak. Kalau sekarang posisi harganya sedang mantap Rp6000/kg, kalau ditanya untung lumayanlah,” sebut dia.

Syahril, tak menampik jika persoalan pemasaran menjadi kendala. "kami tidak mungkin juga buah semangka kita jual semua ke toke Jakarta, namun ada juga diecer di pasar Tualang dan Siak,” kata dia.

Ia mengeluhkan di musim kering sekarang, kendalanya air, karena sumber air berada jauh dibawah, dan membutuhkan pompa yang banyak untuk menyiram areal tanam yang luas seperti ini. Ia juga berharap Pemkab Siak membantu traktor roda empat termasuk juga bibit untuk ditanam disisa tanah yang ada. 

“Yang menjadi kendala kami saat ini, adalah air untuk menyiram tanaman, ada air sumbernya jauh berada dibawah dengan luasan lahan yang ditanam, pompa yang kami miliki saat ini tiga buah tidak mencukupi, idealnya lima pompa,” pintanya. 

“Kemudian kami butuh traktor roda empat untuk penghalus tanah, karena saat ini, kami menghalus tanah dengan cara mencangkul, kalau dengan luas lahan seperti saat ini, dengan cangkul tidak efektif. Kami mohon bantuan bibit seperti cabe merah atau kedelai. Kami sudah mengusulkan, semoga bisa dikabulkan,” tambahnya.

Wakil Bupati Siak Husni Merza Merza usai melakukan panen semangka mengapresiasi keuletan para petani, merubah lahan tidur menjadi lahan produktif. Berkaitan dengan usulan alsintan dan bibit akan diusahakan melalui kegiatan di Dinas Pertanian.

“Kami atas nama Pemkab Siak mengapresiasi kelompok tani Mekar Sari yang mau memanfaatkan lahan pemda tidak produktif kemudian dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomis dan produktif seperti menanam semangka,” ujarnya. 

Ia mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan tidur disekitar rumah menjadi lahan produktif dengan cara ditanam baik itu tanaman hortikultura ataupun yang lain, seperti cabe dan lainnya. 

“Untuk menjaga dan mengatasi inflasi di daerah, terutama meningkatnya bahan pokok dan sayuran, bapak ibu bisa memanfaatkan lahan kosong dengan ditanam sayuran dan cabai, karena harga cabe kemarin di pasar Siak sepat tembus 100/kg karena kita masih tergantung dengan daerah lain,” singkatnya. (Infotorial)