Komisi VII DPR: Pemangkasan Subsidi BBM Perlu Dipikirkan Secara Matang

RIAUMANDIRI.CO - Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menyebut wacana pemerintah yang akan memangkas subsidi bahan bakar minyak (BBM) pada 2025 masih perlu pertimbangan.
"Banyak faktor yang mempengaruhi bengkaknya subsidi BBM sehingga rencana itu masih perlu ditimbang Apakah akan sangat mempengaruhi beban keuangan negara ke depan atau tidak," ujar Sugeng dalam keterangannya, Sabtu (1/6/2024).
Pasalnya, lanjut Sugeng, saat ini Indonesia terkena double hit (pukulan ganda). Di antaranya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang jatuh ke angka 16 ribuan, serta nilai impor minyak mentah maupun BBM yang diprediksi akan naik.
Menurut Sugeng, ada tiga aspek yang perlu diperhatikan terkait harga BBM. Pertama, kemampuan atau daya beli masyarakat. Kedua, adalah kemampuan keuangan negara. Ketiga, kemampuan BUMN yang mendapat penugasan.
Sugeng sepakat jika ke depan subsidi energi lambat laun akan dikurangi. Namun demikian, berbagai pertimbangan harus dipikirkan secara matang. Salah satu cara untuk mengurangi subsidi ini adalah dengan penyaluran yang tepat sasaran.
"Subsidi energi ini cepat atau lambat memang harus kita kurangi. Bukan dihapus. Mengurangi dengan cara apa? Dengan penyaluran BBM subsidinya tepat sasaran. Itu juga bisa mengurangi volume," urainya.
Di sisi lain, Sugeng meminta Pertamina sebagai BUMN yang ditunjuk dalam persoalan Migas, untuk bisa menaikkan lifting atau produksi minyak siap pakai dalam negeri yang bisa melebihi angka 60 persen. Hal itu karena target lifting migas 630 ribu barel per hari saat ini belum tercapai. (*)
Berita Lainnya
- Ini Hasil Pantauan Hilal di Negara-negara Islam
- Ekspor Pasir Laut Ancam Lingkungan Hidup dan Kesejahteraan Nelayan
- Legislator Soroti Proses Pembelian Tiket Jelang Mudik Lebaran
- Perang Perebutan Kekuasaan di Sudan, Komisi I DPR Berharap Evakuasi 850 WNI Berjalan Lancar
- 58 PSN Terancam Mangkrak, Willy: Pemerintah Perlu Ambil Tindakan Cepat
- Prolegnas Harus Berdasarkan Kebutuhan dan Bukan Keinginan