Joe Biden Ajukan Proposal Gencatan Senjata, Disambut Baik Hamas

Joe Biden Ajukan Proposal Gencatan Senjata, Disambut Baik Hamas

Riaumandiri.co - Setelah delapan bulan Jalur Gaza dibombardir Israel, setelah lebih dari 36 ribu warga Gaza syahid, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akhirnya mendorong gencatan senjata. Ia memaparkan proposal gencatan senjata permanen yang sejauh ini disambut positif kelompok Hamas.

Biden mengatakan dalam pidatonya pada Kamis (31/5) waktu setempat bahwa  proposal gencatan senjata baru telah dikirimkan ke Hamas melalui Qatar.

“Hal itulah yang menjadi fokus – mengakhiri perang ini dengan jangka panjang, membawa pulang semua sandera, menjamin keamanan Israel, menciptakan hari yang lebih baik di Gaza tanpa kekuasaan Hamas dan membuka jalan bagi penyelesaian politik yang memberikan masa depan yang lebih baik bagi warga Israel. dan orang-orang Palestina,” kata presiden AS.


Sejak serangan brutal Israel ke Gaza mulai menunjukkan tanda-tanda akan menyebabkan kematian massal di Gaza, resolusi gencatan senjata telah diajukan ke Dewan Keamanan PBB. Kendati demikian, upaya itu selalu gagal karena AS mementahkannya dengan hak veto mereka sebagai anggota tetap DK PBB. 

Sementara rudal-rudal, bom, dan pesawat tempur buatan AS terus digunakan Israel melakukan pembantaian di Jalur Gaza. Belakangan, saat kebrutalan Israel tak juga berhenti, kampus-kampus di AS dilanda gelombang aksi para mahasiswa yang mendesak gencatan senjata. 

Lebih dari separuh warga AS disurvei juga mendesak gencatan senjata dan dihentikannya keterlibatan AS dalam genosida di Gaza. Dengan pemilu presiden yang kian dekat, Biden yang akan kembali bertarung agaknya terpojok oleh tekanan itu.

Biden mengatakan proposal baru tersebut adalah “peta jalan menuju gencatan senjata abadi dan pembebasan semua sandera”. “Ini benar-benar momen yang menentukan. Hamas perlu menerima kesepakatan itu. Sudah waktunya untuk mengakhiri perang yang mereka mulai,” kata Biden yang masih menimpakan kesalahan pada Hamas.

Presiden AS menekankan proposal baru yang diajukan Israel mencakup “penghentian perang secara permanen”, salah satu poin penting dalam pembicaraan sebelumnya. 

Fase awal enam pekan mencakup “gencatan senjata penuh dan menyeluruh”; penarikan pasukan Israel dari seluruh wilayah berpenduduk Gaza; dan pembebasan sejumlah tawanan, termasuk perempuan, orang lanjut usia dan orang yang terluka, sebagai imbalan atas pembebasan ratusan tahanan Palestina.