Tuhan Sedang Menyapa Kita
Oleh: Drs. H. Iqbal Ali, MM
Riaumandiri.co - Judul di atas berawal dari apa yang sedang terjadi di Sumatera Barat (Sumbar) belakangan ini, yaitu musibah yang mengerikan. Padahal, kita tahu Sumatera Barat sebagai Negeri Serambi Mekah.
Sumbar juga dikenal punya budaya yang spesifik, namun telah terjadi peristiwa yang sangat menyedihkan, bencana alam berupa banjir lahar dingin di Kabupaten Agam dan Tanah Datar yang disebut dengan Galodo.
yang jelas, apapun yang terjadi di permukaan bumi ini adalah atas sepengetahuan Allah SWT. Jangan pula melihat suatu musibah apalagi seperti gempa, galodo, banjir lahar dingin tidak hanya secara geologis, tapi lihatlah dari aspek lain terutama aspek agama. Kata para ulama musibah-musibah tersebut dapat berupa ujian, cobaan maupun peringatan.
Nah, barangkali musibah saat ini yaitu Galodo sudah termasuk peringatan keras dari Allah terhadap anak bangsa. Banyak perilaku manusia akhir-akhir ini yang telah melenceng dari keinginan agama dan telah melampaui batas. Padahal Allah melarang orang-orang yang berperilaku kelewat batas (Qs. Al Baqarah: 60).
Peringatan-peringatan dianggap angin lalu, tidak direnungkan apalagi ingin berubah. Musibah yang datang sudah begitu banyak: krisis kepemimpinan, konflik horisontal, saling tuding, hoaks, korupsi, narkoba, perzinahan, pembunuhan dan saat ini galodo di Sumbar.
Pelakunya kebanyakan orang-orang hebat, ada dosen, pengurus pesantren, pengurus masjid, politisi, ustad, legislatif, jenderal, maupun tokoh-tokoh agama. Akhlak terabaikan, rasa malu semakin jauh dan persatuan sangat rapuh. Barangkali sejarah umat Nabi Musa terulang kembali yaitu penuh kezaliman dan kesombongan.
Jika direnungkan bahwa musibah-musibah tersebut akibat ulah manusia sendiri, yaitu kufur nikmat dan ajaran islam tidak diamalkan secara utuh. Orang berislam hanya formalitas dan rutinitas. Terutama tentang pelaksanaan salat, padahal salat itu pencegah segala kemungkaran.
Tambahan lagi, orang berislam tanpa mengetahui tujuannya. Tak heran muncul perilaku-perilaku yang tak sesuai dengan ajaran islam. Orang bijak mengatakan, "Apabila tujuan tak jelas apalagi tak tahu maka diyakini perjalanan akan terganggu dan bisa-bisa perjalanan tak sampai". Kalau tujuan Islam tak tahu, tentu kehidupan umat tidak terarah.
Kesimpulannya bahwa musibah yang terjadi terutama di Sumbar pada hakikatnya merupakan peringatan keras dari Allah, karena perilaku-perilaku manusia sudah banyak kelewat batas. Obatnya tak ada jalan kecuali tobat dan berjanji tak akan mengulangi.
Kita turut berduka cita sekaligus secara ikhlas turun tangan bahu-membahu meringankan beban yang diderita dunsanak-dunsanak awak di Sumbar. Semoga sapaan Allah kepada bangsa Indonesia cepat berlalu. Wallahua'lam.
Penulis adalah: Dosen, Ketua Dewan Penasehat IKMR Riau & Mubaligh IKMI Riau