Polda Riau Periksa 12 Saksi untuk Ungkap Kematian Gajah Rahman
Riaumandiri.co - Pihak kepolisian menyampaikan perkembangan pengusutan kematian Gajah Rahman, penghuni Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) beberapa waktu lalu. Polisi telah memeriksa 12 saksi untuk mengungkap misteri kematian hewan bongsor tersebut.
Gajah Rahman mati akibat diracun. Saat bangkainya ditemukan, Rabu (10/1), gading gajah didapati sudah dipotong.
Dikatakan Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Riau, Kombes Pol Nasriadi melalui Kasubdit IV Tipidter, Kompol Nasruddin, pihaknya telah memeriksa saksi sebanyak 12 orang. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk mengungkap kematian Gajah Rahman.
"Kami juga sudah koordinasi dengan dokter hewan yang menangani langsung kematian Gajah Rahman tersebut," ujar Nasruddin, Senin (25/3) petang.
Selain itu, polisi juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Nasruddin menyampaikan, ada dua pola opini pengusutan yang dilakukan. Pertama, yakni eksternal. Dimana, kepolisian melakukan pendalaman lewat pihak eksternal, atau masyarakat yang berada di sekitar lokasi TNTN.
"Kami juga melakukan pemeriksaan internal, yaitu mahout atau pawang Gajah Rahman dan gajah lainnya," jelasnya.
Nasruddin mengatakan, satu bulan sebelum kematian Gajah Rahman, pihaknya mendapat informasi bahwa ada perambahan hutan di kawasan TNTN. Adapun modusnya, perambah hutan menebang pohon dan membuatnya sebagai hambatan di akses jalan yang digunakan polisi kehutanan. Sehingga, petugas akan sulit menjangkau lokasi perambahan.
"Gajah Rahman ini sangat berperan saat itu. Dia membantu membersihkan pohon-pohon yang sengaja ditumbangkan perambah hutan. Sehingga petugas bisa melakukan penertiban," kata Kompol Nasruddin.
"Ini menjadi suatu kemungkinan juga bahwa diduga pelaku bisa dari eksternal, dari luar," sambungnya.
Ia menambahkan, pihaknya juga menggunakan penyelidikan lewat Informasi dan Teknologi.
"Secepatnya Insyaallah kami tangkap pelakunya. Kami sudah dapat informasi, tinggal kami mendalami saja, ketika gading ini terjual, atau keluar dari daerah tersebut, langsung kami akan tangkap," tegas dia.
Sebelumnya, Kepala TNTN Heru Sutmantoro mengatakan, kematian Gajah Rahman bermula saat pawang bernama Jumadi, memanggil Gajah Rahman sembari membawa buah. Namun tak seperti biasanya, gajah Rahman tak merespons.
"Setelah didekati, gajah Rahman ditemukan dalam kondisi tergeletak lemas dan gading sebelah kiri sudah terpotong dan hilang," kata Heru beberapa waktu lalu.
Kejadian tersebut kemudian segera dilaporkan ke koordinator mahout. Dari hasil pengecekan, petugas tak menemukan jejak barang tertinggal yang diduga digunakan oleh pemburu untuk melumpuhkan gajah Rahman.
Disebutkan Heru, diduga kuat gajah berusia 46 tahun tersebut diracun terlebih dahulu. Setelah tak berdaya, baru gadingnya dipotong.
Petugas sempat memberikan penanganan berdasarkan petunjuk dokter hewan Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, dengan memberikan obat pencahar, susu dan gula cair menggunakan selang. Namun gajah Rahman tak tertolong dan mati.
Tim dokter hewan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau telah melakukan tindakan nekropsi atau bedah bangkai.
"Kematian gajah Rahman diduga karena keracunan," imbuh Heru.
Kematian Gajah Rahman ini mendapat perhatian khalayak ramai. Salah satunya, dari pesohor Artis Chicco Jerikho. Artis dan juga pemerhati lingkungan dan satwa ini mendatangi Polda Riau di Jalan Pattimura, Kota Pekanbaru, belum lama ini.