RIAUMANDIRI.CO - Kurma salah satu buah yang sangat diincar oleh masyarakat di bulan Ramadan. Masih banyak yang tidak mengetahui bahwa salah satu pengekspor kurma terbesar di dunia adalah Israel.

Ajakan pemboikotan produk Israel masih terus dijalankan karena perang Israel dengan Palestina. Oleh karena hal tersebut, perusahaan kurma asal Israel merasa terancam nantinya produk kurma mereka tidak laku di pasaran.

Dikutip dari Middle East Eye, Senin (04/03/2024) berbagai upaya yang dilakukan oleh Israel untuk melawan kampanye boikot salah satunya dengan mengganti label dan menyamarkan asal muasal kurma yang dihasilkan oleh Israel.

“Ada organisasi yang memasuki supermarket di Eropa yang menjual kurma dengan merek kami, dan menempelkan stiker di supermarket tersebut yang menyatakan bahwa pembelinya ‘berkontribusi terhadap genosida’,” ungkap salah satu produsen kurma Israel.

Kurma yang di ekspor oleh Israel banyak ditanam di tanah Palestina, berdasarkan data dari Kementerian Pertanian Israel diketahui bahwa nilai ekspor kurma mencapai USD 338 Juta di tahun 2022.

Dikutip dari Republika, Senin (04/03/2024) bahwa hanya sekitar 0,5 persen kurma di dunia yang tumbuh di Israel. Diketahui bahwa Israel hanya disaingi oleh Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Irak dan Iran sebagai pengekspor kurma terbesar di dunia.

Ciri-ciri kurma yang di produksi oleh Israel, yaitu: Diproduksi di Israel atau pemukiman Tepi Barat. Hindari label sperti “Made in Israel”, “Made in the West Bank”, serta “Made in the Jordan Valley”. Barcode dengan angka 729 pada kemasan kurma merupakan kode Israel menurut BDS Australia.

Hadiklaim adalah eksportir dari Israel yang menjual kurma dengan nama King Solomon, Jordan River dan Jordan River Bio-Top.

Hindari juga produsen kurma Mehadrin, Carmel Agrexco, Mtex, Arava, Edom, Delilah, Anna and Sara, Sincerely Nuts, Shah Co, Star Dates, Urban Platter, Food to Live, Navafresh, King Medjool, Medjool Plus, dan Bahri.

Sumber : haluanriau.co

Editor : Nandra F Piliang