Pesawat Militer AS Jatuh di Pulau Yakushima
Riaumandiri.co - Sebuah pesawat militer Amerika Serikat dengan delapan orang di dalamnya jatuh ke laut di perairan Jepang bagian barat pada hari Rabu (29/11), kata penjaga pantai Jepang. Para nelayan lokal setempat melaporkan bahwa tiga orang telah ditemukan namun kondisinya belum diketahui.
Seorang juru bicara penjaga pantai mengatakan pihaknya tidak memiliki rincian lebih lanjut tentang insiden tersebut termasuk keselamatan mereka yang berada di dalamnya. Penduduk setempat melaporkan bahwa pesawat mengeluarkan api dari mesin sebelah kiri sesaat sebelum jatuh ke laut.
Kapal-kapal nelayan di daerah itu menemukan tiga orang di perairan sekitarnya, kata seorang perwakilan dari koperasi perikanan setempat. Petugas penjaga pantai Jepang mengatakan telah mengirimkan kapal patroli dan pesawat ke daerah di mana pesawat V-22 Osprey dengan rotor miring jatuh di lepas pantai pulau Yakushima.
Kecelakaan itu terjadi di dekat bandara pulau itu, di mana pesawat Osprey lainnya berhasil mendarat pada Rabu (29/11) sore, kata juru bicara pemerintah prefektur. Juru bicara pasukan AS di Jepang belum berkomentar resmi soal ini.
Pasukan AS di wilayah tersebut masih mengumpulkan informasi, kata seorang juru bicara. Kecelakaan itu terjadi sebelum pukul 15.00 (06.00 GMT) dengan para saksi mata mengatakan bahwa mesin sebelah kiri pesawat tampak terbakar saat turun, demikian laporan media.
Pesawat menghilang dari radar pada pukul 14.40 waktu setempat, kata Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno. Pesawat yang dapat terbang seperti helikopter dan pesawat bersayap tetap ini dioperasikan oleh Marinir AS, Angkatan Laut AS, dan Pasukan Bela Diri Jepang.
Pengerahan Osprey di Jepang telah menjadi kontroversi, dengan para kritikus mengatakan bahwa pesawat ini rentan terhadap kecelakaan. Sementara itu, militer AS dan Jepang mengatakan bahwa pesawat ini aman.
Pada bulan Agustus, sebuah pesawat Osprey AS jatuh di lepas pantai Australia utara saat mengangkut pasukan dalam sebuah latihan militer rutin, menewaskan tiga anggota Marinir AS.
Kecelakaan lainnya mendarat di lautan di lepas pantai pulau Okinawa di selatan Jepang pada bulan Desember 2016, yang mendorong militer AS untuk mengandangkan pesawat tersebut untuk sementara waktu.