SBY Terpilih Aklamasi
SURABAYA (HR)-Susilo Bambang Yudhoyono terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2015-2020. Pemilihan itu digelar dalam sidang paripurna III Kongres IV Partai Demokrat di Hotel Shangri-La, Surabaya, Selasa (12/5) malam.
Setelah pembukaan kongres, agenda dilanjutkan dengan sidang paripurna I, II dan III. Paripurna I untuk menetapkan jadwal dan tata tertib selanjutnya langsung digelar sidang paripurna II untuk pembacaan laporan pertanggungjawaban (LPj) SBY yang dilanjutkan dengan penyampaian pandangan 34 DPD Demokrat.
Sidang paripurna I dan II berlangsung tertutup. Sedangkan sidang paripurna III untuk pemilihan ketua umum, dilakukan terbuka dengan pimpinan sidang EE Mangindaan didampingi Syarif Hasan, Amir Syamsuddin dan Edhie Baskoro Yudhoyono. Agenda penetapan ketum Demokrat memang lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan.Seharusnya pemilihan ketum baru dilakukan hari ini (Rabu, 13/5).
"Apakah dapat ditetapkan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Ketum Partai Demokrat 2015-2020?" kata pimpinan sidang EE Mangindaan.
Seluruh peserta kongres secara koor menyatakan persetujuannya. "Setuju...," kata peserta kongres.
"Dengan ini ditetapkan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Ketum Partai Demokrat 2015-2020," ujar EE Mangindaan seraya mengetuk palu tanda pengesahan.
Setelahnya Mangindaan membacakan surat keputusan penetapan SBY sebagai ketum Demokrat untuk 5 tahun mendatang.
Kerja Sama
Sementara itu, Presiden Joko Widodo ketika memberikan sambutan saat membuka Kongres IV Partai Demokrat, mengajak segenap jajaran partai berlambang mercy tersebut bekerja sama mewujudkan Indonesia yang berdaulat. Menurutnya, rakyat Indonesia saat ini membutuhkan rasa aman dan stabilitas politik. Perbedaan antara partai politik sudah selayaknya disalurkan untuk hal positif dan membangun bangsa.
"Sudah saatnya kita melangkah bersama untuk tugas berikutnya, mewujudkan Indonesia berdaulat dan berkepribadian," ujar Jokowi, ketika memberi sambutan.
"Perbedaan tidak harus membuat kegaduhan politik. Kita perlu pemerintah yang bisa bekerja efektif tanpa mengesampingkan prinsip check and balance. Kita butuhk solidaritas sosial," tambahnya.
Di hadapan Ketua Umum Partai Demokrat dan seluruh undangan yang hadir, Presiden Jokowi juga menyinggung bahwa partai politik seharusnya mengutamakan kepentingan rakyat dan negara bukannya justru asyik sendiri dengan urusan internal parpolnya.
Jokowi juga mengajak partai pimpinan SBY itu bekerja sama untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat. "Saya percaya kongres Partai Demokrat diselimuti kesadaran bahwa rakyat menunggu kita menjalankan tugas kita. Rakyat menunggu pemimpinnya mengelola perbedaan untuk mencapai tujuan nasional lebih besar. Sudah saatnya kita melangkah bersama untuk tugas berikutnya, mewujudkan Indonesia berdaulat dan berkepribadian," ujarnya lagi.
Presiden Jokowi juga sempat melepas candanya. Hal itu terkait pilihannya mengenakan setelan jas hitam, bukan mengenakan kemeja putih seperti biasanya. "Tadi waktu berjalan ada yang nyeletuk ke saya. Kok ngga pake baju putih. Pakai jas, nggak biasanya," tuturnya.
Menurut Jokowi, ia sudah memprediksi akan duduk berjejer dengan SBY. Karena SBY selalu tampil rapi, Jokowi pun memilih berpakaian formal di Kongres PD. "Sekali-kali boleh rapi. Kalau kalah sama Pak SBY, kalah-kalah dikitlah, kerapian loh," tuturnya disambut tawa.
Dukung Pemerintah
Sementara itu, Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, dalam sambutannya menyatakan tiga sikap politik PD. Sikap itu merupakan bentuk kontribusi dukungan kepada pemerintahan Jokowi.
Isinya adalah, pertama, wajib hukumnya bagi gubernur, bupati, dan walikota dari Partai Demokrat loyal kepada Presiden RI, membantu penuh untuk menjalankan tugas-tugasnya. Kedua, Partai Demokrat akan mendukung penuh dan ikut menyukseskan kebijakan pemerintah yang tepat dan sesuai dengan aspirasi rakyat. Ketiga, Partai Demokrat akan mengkritisi dan mengoreksi manakala keputusan Presiden dan kebijakan pemerintah tidak tepat dan tidak sesuai dengan harapan rakyat Indonesia.
SBY menuturkan kongres IV PD ini penting sebagai konsolidasi pasca Pemilu 2014. Selanjutnya PD menyongsong masa depan. "Meski tidak di pemerintahan atau jajaran kabinet, PD tetap memberi kontribusi untuk suksesnya pemerintahan kita," tambahnya.
Minus Mega-Prabowo
Sementara itu, proses pembukaan kongres IV Partai Demokrat berlangsung meriah, sejumlah elite KMP dan KIH dan eks menteri KIB hadir. Namun tidak tampak Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Sementara sejumlah elite KIH tampak hadir. Di antaranya Ketum Hanura Wiranto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PKPI Sutiyoso, Ketum PPP Romahurmuziy dan Wasekjen PDIP Eriko Sotarduga.
Sementara elite KMP yang hadir antara lain Ketum PAN yang juga Ketua MPR Zulkifli Hasan, Waketum Golkar yang juga Ketua DPR Setya Novanto, Wakil Ketua DPR yang juga Waketum PAN Taufik Kurniawan dan Waketum Gerindra Fadli Zon.
Selain itu juga ada sejumlah eks menteri KIB seperti Chairul Tanjung, Hatta Rajasa, M Nuh, dan lainnya. Belum tampak hadir perwakilan dari PKS dan PBB. Pembukaan kongres dihadiri ratusan elite dan pemilik suara sah kongres IV PD.
SBY mengawali sambutan pembukaannya dengan menyapa Presiden Joko Widodo, dilanjutkan menyapa eks Wapres Boediono, para pimpinan lembaga negara yang hadir dan para menteri kabinet kerja dan mantan menteri kabinet Indonesia bersatu. Setelah itu SBY menyapa para pimpinan KMP-KIH, dan Gubernur Jatim Soekarwo sebagai tuan rumah.
"Saya ucapkan selamat datang dan terima kasih kepada Presiden RI yang berkenan hadir dan berkenan membuka Kongres IV PD ini. Saya tahu Pak Presiden baru melaksanakan kunjungan ke luar negeri dan berbagai daerah dan baru pulang ke Tanah Air, tapi Bapak tetap berkenan untuk hadir. Saya agak tahu sedikit tentang kesibukan seorang presiden," kata SBY disambut tawa hadirin. (bbs, dtc, ral, sis)