Legislator Ingatkan Kementan Hati-hati Kembangkan Kedelai GMIO
RIAUMANDIRI.CO - Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Golkar Firman Soebagyo meminta Kementerian Pertanian (Kementan) lebih berhati-hati mengembangkan kedelai rekayasa genetika atau Genetically modified organism (GMO).
Hal itu menurut Firman, karena ada beberapa pihak yang menyatakan bahwa dari segi kesehatan penggunaan kedelai GMO belum diketahui apakah memang baik untuk kesehatan masyarakat atau tidak.
"Pemerintah khususnya Kementan harus mempertimbangkan penggunaan kedelai GMO untuk kepentingan kesehatan masyarakat. Karena dampak dari penggunaan kedelai ini sama sekali belum diuji dan masih terjadi kontroversi dari segi kesehatan," kata Firman, Senin (30/10/2023).
Firman mengaku telah membaca dari berbagai literatur dan penelitian Produk GMO yang dianggap dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan, lingkungan dan lain-lain.
Dia menjelaskan bahwa penggunaan produk GMO, dikhawatirkan dapat terjadi mutasi tidak terduga pada objek dan memberikan dampak pada lingkungan sekitarnya yang menyebabkan kondisi tidak terkendali.
"Kalau citra rasa, kabarnya kedelai GMO enak rasanya, namun harus juga hati-hati terhadap dampaknya. Apalagi ini masih pro dan kontra di masyarakat sehingga seharusnya Kementan harus melihat dulu apa dampak kedepannya," ujar.
Karena itu dia mengusulkan agar Kementan lebih mengedepankan kedelai varitas asli ketimbang kedelai GMO. Karena dengan menggunakan kedelai asli maka akan menggairahkan semangat petani dan kehigenisannya sudah pasti terjamin dan tidak perlu ditakutkan dengan adanya bahan-bahan lain.
"Komisi IV mendorong agar kedepankan kedelai varitas lokal atau asli dengan dikembangkan dan diprioritaskan daripada kedelai GMO. Karena kita memiliki varitas kedelai bagus seperti varitas kedelai Grobogan penghasil kedelai yang bagus harusnya kedelai lokal harus dikembangkan bukan lagi lagi impor jangan mencontoh kegagalan varitas padi hebrida ," ujarnya.
Dia menilai sebuah kebijakan harus bisa memberikan maanfat bagi petani dan masyarakat Indonesia pada umumnya sehingga Indonesia tidak perlu bergantung kepada kedelai impor atau bahkan dengan menggunakan kedelai GMO.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan akan mulai mengembangkan kedelai rekayasa genetika (GMO) yang sebelumnya dilarang di Indonesia. Kementan bahkan terbuka untuk melakukan impor benih kedelai GMO agar dikembangkan di Indonesia. (*)