Indonesia-China Perkuat Kerja Sama BRI
Riaumandiri.co - Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Beijing, China. Dalam kunjungannya itu, Jokowi turut menghadiri pembukaan Belt and Road Forum (BRF) ke-3 pada Rabu (18/10).
Pada kesempatan itu, Indonesia dan China sepakat untuk meningkatkan kerja sama BRI untuk masa mendatang. Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kedua negara, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun politik.
Dalam sambutannya, Jokowi juga mengapresiasi perkembangan kerja sama Indonesia dan China terkait BRI. Jokowi pun meminta agar kerja sama BRI tidak boleh dipolitisasi dan harus berlandaskan prinsip kemitraan yang setara dan saling menguntungkan.
Proyek BRI harus berlandaskan prinsip kemitraan yang setara dan saling menguntungkan serta dilengkapi dengan perencanaan yang matang. Penggunaan sistem pendanaan yang transparan, penyerapan tenaga kerja lokal, dan pemanfaatan produk dalam negeri," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan, rasa memiliki penting untuk keberlangsungan sebuah proyek, sehingga sinergi yang kuat diperlukan untuk memberi ruang kepemilikan bagi negara tuan rumah dalam mengerjakan proyek nasionalnya secara mandiri.
Misalnya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Jokowi berharap kerja sama serupa juga dapat dilakukan untuk proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan prinsip kemitraan dan saling menguntungkan.
Keberlanjutan proyek BRI harus dipastikan untuk jangka panjang dan memperkokoh pondasi ekonomi negara mitra. Bukan justru mempersulit kondisi fiskalnya," ucap Jokowi.
Saat bertemu Perdana Menteri China, Li Qiang, Jokowi mengapresiasi perkembangan kerja sama Indonesia-China dalam 10 tahun terakhir. Diketahui China saat ini menjadi investor terbesar kedua di Indonesia.
Adapun dalam kunjungan ini, Jokowi didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, serta Menteri Ad Interim Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Erick Thohir.
Erick Thohir yang juga Menteri BUMN mengatakan bahwa Forum Bisnis Indonesia-China telah menghasilkan kesepakatan kerja sama senilai Rp204 triliun. Erick bahkan menyebut masih ada potensi kerja sama hingga Rp455 triliun dengan China.
"Forum yang Indonesia Cina bisnis forum ini adalah forum yang sangat positif. Kita lihat tadi pertumbuhan investasi dari China ke Indonesia itu kan kalau kita melihat 2013 baru kurang lebih US$280 juta, sekarang sudah di angka US$8,6 miliar. Artinya ini Signifikan," jelasnya.
Sementara itu, Airlangga Hartarto mengatakan bahwa investasi China di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Investasi tersebut telah mendorong pengembangan industri dan kawasan ekonomi khusus di Tanah Air.
Menurutnya, investasi China di Indonesia pada semester 1 2023 ini sudah lewat dari US$3,8 miliar. Karenanya dia menyebut bahwa kerja sama BRI ini bakal terus mendorong pengembangan-pengembangan industri maupun kawasan ekonomi khusus di Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi, dan Bali.
"Dan ini tentu sangat diperlukan oleh Indonesia terutama terkait dengan pengembangan industri, pengembangan teknologi, inovasi dan pengembangan sumber daya manusia," tuturnya.
Sekadar informasi, dalam Forum Bisnis Indonesia-China ini, kedua negara telah menandatangani total 31 kesepakatan kerja sama senilai Rp204 triliun. Kesepakatan tersebut mencakup berbagai bidang, antara lain infrastruktur, energi, manufaktur, dan pariwisata.