Perekonomian Riau tumbuh 4,88 Persen

Perekonomian Riau tumbuh 4,88 Persen

Riaumandiri.co - Perwakilan Bank Indonesia provinsi Riau mencatat perekonomian Riau Triwulan ll tumbuh 4,88 Persen angka tersebut naik 3,8 persen dari Triwulan sebelumnya.

Hal tersebut disampaikan dalam deseminasi laporan perekonomian Provinsi Riau Semester ll Tahun 2023 di Aula Gedung Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau Selasa (17/10).

Kepala perwakilan Bank Indonesia provinsi Riau Muhammad Nur mengatakan Semester 1 Tahun 2023 saat ini kondisi perekonomian secara global masih penuh ketidak pastian beberapa kondisi geopolitik sangat berpengaruh pada perekonomian baik yang telah lampau ataupun kedepan.


"Hasil sinergi  kebijakan yang telah di tempuh oleh pemerintah daerah instansi vertikal telah mendorong pertumbuhan ekonomi Riau yang cukup solid pada tahun 2023 Kondisi perekonomia Pada triwulan ll tumbuh 4,88 persen secara Y to Y dan angka ini meningkat 3,8 persen dari triwulan 1 yaitu sebesar 3,80 persen kondisi ini menjadi salah satu provinsi dengan PDRB terbesar ke dua diluar pulau Jawa dengan kontribusi 4,81 persen terhadap perekonomian nasional," paparnya.

Pertumbuhan Perekonomian Riau ditopang oleh penguatan permintaan domestik daya beli masyarakat Riau yang relatif murah mendorong aktivitas konsumsi, aktifitas peningkatan konsumsi tidak hanya di kelompok pangan tetapi juga pada kelompok pangan seperti transportasi komunikasi dan rekreasi.

Bank Indonesia perikirakan perekonomian Riau akan tumbuh 2,7 persen di tahun 2024, Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas gempuran ekonomi dengan implementasi  penerbitan sekuritas rupiah bank Indonesia (SRBI) dan implementasi PP no 36/ 2023 tentang devisa hasil ekspor pengelolaan sumber daya alam.

Selain deseminasi laporan perekonomian Provinsi Riau Semester ll Tahun 2023 Bank acara dilanjutkan dengan Sosialisasi respon bauran kebijakan Bank Indonesia mengenai Sekuritas Rupiah Bank Indonesia dan Implementasi PP no 36/2023 tentang Devisa hasil ekpor sumber daya alam dengan mengahdirkan dua Narasumber Diki Prihananda  dari Departemen Pengelolaan & Kepatuhan Laporan (DPKL) dan Muhammad Syahirul Alim analist dari departement pengelolaan moneter.