Banyak Kasus Bunuh Diri, Komisi IX DPR Minta Pemerintah Perbanyak Psikolog di Puskesmas
RIAUMANDIRI.CO - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Kurniasih Mufidayati meminta pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan memperbanyak psikolog untuk layanan kesehatan mental di tingkatan puskesmas.
Langkah itu menurut dia sangat penting karena persoalan kesehatan mental tidak bisa dianggap remeh. Sedangkan rasio tenaga psikolog dan psikiater masih tidak imbang dengan jumlah penduduk.
"Selain dokter, perlu diperbanyak penempatan psikolog ke puskesmas-puskesmas agar masyarakat mudah menjangkau pertolongan," kata Kurniasih di Jakarta, Selasa (17/10/2023), menanggapi tingginya angka kasus dugaan bunuh diri di Indonesia, yang menunjukkan tren peningkatan.
Pada periode Januari-Juni 2023, Polri melaporkan terdapat 663 kasus bunuh diri di Indonesia. Angka tersebut meningkat sebesar 36,4 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021 sebanyak 486 kasus.
Kurniasih menilai krisis kesehatan mental adalah permasalahan serius yang mempengaruhi banyak individu, keluarga, dan masyarakat. Kurniasih mendorong pentingnya orang yang mengalami krisis kesehatan mental bisa mencari bantuan yang tepat dan juga mudah.
Salah satunya kata dia, dengan memperbanyak tenaga psikolog yang bertugas di puskesmas. Selain itu kapasitas guru Bimbingan Konseling (BK) juga perlu ditingkatkan untuk membantu para siswa yang mengalami krisis kesehatan mental.
Selain itu menurut dia, bantuan pertolongan krisis kesehatan mental secara online bisa diperluas kanalnya. Jika saat ini sudah marak telemedicine bekerjasama dengan banyak platform swasta, telekonseling juga bisa digalakkan untuk membantu masyarakat lebih mudah menjangkau tenaga psikolog profesional.
"Permudah publik untuk menjangkau, misalnya lewat pembuatan telekonseling dengan memperbanyak jalurnya. Bisa bekerjasama dengan rumah sakit dan universitas, utamanya yang memiliki Fakultas Psikologi," harap Anggota DPR RI Dapil DKI Jakarta II itu.
Kurniasih meminta agar krisis kesehatan mental dijauhkan dari stigma negatif. Banyak kasus gangguan kejiawan masih dianggap aib, sehingga di banyak daerah justru dilakukan tindakan pasung.
"Selain menyediakan dukungan, kita juga harus menghilangkan stigma terhadap persoalan kesehatan mental ini. Ini keprihatinan kita semua, karena berita yang banyak hari ini, justru yang melakukan tindakan bunuh diri adalah yang berusia muda sampai anak-anak," katanya. (*)