Dukungan dan Bantuan Rusia Disambut Baik Hamas
Riaumandiri.co - Kelompok Hamas menyambut baik dukungan dan bantuan mediasi dari Rusia dalam upaya menghentikan serangan Israel ke Jalur Gaza, Palestina.
"Kami mengapresiasi posisi Presiden Rusia, Vladimir Putin, terkait agresi Zionis yang sedang berlangsung terhadap rakyat kami," kata kelompok Hamas dalam pernyataannya, diberitakan CNN, Sabtu (14/10).
"Serta penolakan Putin terhadap pengepungan Gaza, pemotongan pasokan bantuan, dan penargetan warga sipil di sana," lanjutnya.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada Rabu (11/10) mendesak kedua belah pihak dalam perang ini, yakni Hamas dan Israel, untuk "meminimalkan atau mengurangi hingga nol" korban sipil.
Sementara itu pada Jumat (13/10), Putin menegaskan kembali dukungan negaranya terhadap pembentukan negara Palestina merdeka dan penerapan resolusi PBB yang relevan.
Berbicara pada sesi pleno Pekan Energi Rusia di Moskow, Putin menyatakan posisi negaranya terhadap perang antara Israel dan Hamas tersebut.
"Posisi Rusia, yang baru saja saya sebutkan dan jelaskan, belum berkembang saat ini, bukan sehubungan dengan peristiwa tragis ini, tapi telah berkembang selama beberapa dekade," kata Putin.
"Posisi ini diketahui oleh pihak Israel dan teman-teman kami di Palestina: Kami selalu menganjurkan penerapan resolusi Dewan Keamanan PBB, dengan mempertimbangkan pertama-tama dan terutama pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat," lanjutnya.
Putin menambahkan bahwa konflik di Palestina telah berlangsung lama, dan telah menjadi manifestasi ketidakadilan yang mencapai tingkat yang luar biasa.
Dia menambahkan bahwa masalah di tanah Palestina merupakan sesuatu di jantung setiap orang di wilayah tersebut.
Dia menekankan bahwa perluasan zona konflik dapat menimbulkan konsekuensi serius. Menurut Putin, dalam beberapa tahun terakhir, fokusnya adalah pada pemenuhan kebutuhan material penduduk yang tinggal di wilayah Palestina.
Sementara itu, banyak dari penduduk Gaza menolak untuk evakuasi setelah Israel memperingatkan lebih dari 1,1 juta jiwa untuk mengungsi dalam waktu 24 jam karena mereka akan menyerang.
"Kematian lebih baik daripada pergi," kata Mohammad, seorang warga Gaza saat berbicara di depan sebuah gedung yang hancur imbas gempuran Israel.
Masjid-masjid di sekitar Gaza juga menyiarkan pesan: "Pertahankan rumahmu. Pertahankan tanahmu."
Pascaperingatan evakuasi Israel, PBB dan organisasi internasional lain memperingatkan akan terjadinya bencana jika begitu banyak orang terpaksa mengungsi. PBB juga mendesak blokade untuk dicabut, agar bantuan kemanusiaan bisa masuk.
"Kami membutuhkan akses kemanusiaan segera di seluruh Gaza, sehingga kami bisa mendapatkan bahan bakar, makanan dan air bagi semua orang yang membutuhkan. Bahkan perang pun ada aturannya," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Hingga selama sepekan terakhir semenjak perang antara Hamas dan Israel berkecamuk di Gaza, Palestina, sudah ada ribuan orang meninggal dunia.
CNN mencatat, setidaknya lebih dari 3.200 orang meninggal dunia dalam perang ini, terdiri dari 1.900 di Gaza dan 1.300 di kawasan Israel. Selain itu, jutaan penduduk Gaza terancam kelaparan.