Warga India di Kanada Diminta Berhati-hati Usai Hubungan Diplomatik Memanas
Riaumandiri.co - India pada Rabu (20/9) mendesak warga negaranya di Kanada, terutama pelajar, untuk berhati-hati. Imbauan ini dikeluarkan di tengah ketegangan hubungan India dan Kanada terkait pertikaian atas pembunuhan seorang pemimpin separatis Sikh.
“Mengingat meningkatnya aktivitas anti-India dan kejahatan rasial dan kekerasan kriminal yang dimaafkan secara politik di Kanada, semua warga negara India di sana, dan mereka yang berencana melakukan perjalanan, didesak untuk berhati-hati,” kata Kementerian Luar Negeri India.
Beberapa jam setelah India mengeluarkan imbauan, Menteri Keamanan Publik Kanada Dominic LeBlanc mengatakan kepada wartawan bahwa Kanada adalah negara yang aman. Ketegangan meningkat sejak Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan bahwa Kanada sedang menyelidiki tuduhan tentang potensi keterlibatan agen pemerintah India dalam pembunuhan Hardeep Singh Nijjar di British Columbia pada Juni. Namun pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi dengan tegas menolak kecurigaan Kanada bahwa agen-agen India mempunyai keterkaitan dengan pembunuhan tersebut.
“Mengingat memburuknya lingkungan keamanan di Kanada, pelajar India khususnya disarankan untuk sangat berhati-hati dan tetap waspada,” ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri India.
Kanada selama berbulan-bulan telah memberikan peringatan keamanan untuk India, dan mendesak warganya untuk “berhati-hati” dalam perjalanan mereka ke negara Asia Selatan tersebut. Namun pada Senin (18/9/2023) Kanada mengeluarkan pembaruan peringatan kesehatan untuk India terkait dengan Covid-19, campak, dan virus Zika. Pemerintah Kanada mengatakan pembaruan itu adalah bagian dari pemeliharaan rutin dan terjadwal di bagian informasi kesehatan perjalanan.
Sejak 2018, India telah menjadi negara sumber pelajar internasional terbesar di Kanada. Angka tersebut meningkat 47 persen tahun lalu menjadi hampir 320.000, yang merupakan 40 persen dari total pelajar luar negeri. Pada Rabu, sebuah perusahaan hiburan swasta, BookMyShow, mengumumkan pembatalan tur India oleh penyanyi Kanada, Shubhneet Singh.
Para pejabat Kanada sejauh ini menolak mengungkapkan alasan mereka yakin India bisa dikaitkan dengan pembunuhan Nijjar. Partai oposisi utama India, Kongres, mendukung penolakan pemerintah atas tuduhan Kanada. Mereka mendesak sikap melawan ancaman terhadap kedaulatan India.
“Pembelaan Trudeau terhadap Hardeep Singh Nijjar yang dinyatakan sebagai teroris benar-benar memalukan dan menunjukkan betapa rezim Kanada saat ini bersekongkol dengan simpatisan Khalistani,” ujar Abhishek Manu Singhvi, seorang anggota parlemen senior Kongres.
Khalistan adalah nama negara yang ingin didirikan oleh separatis Sikh. Pada 1980an dan 1990an terjadi pemberontakan berdarah Sikh di negara bagian Punjab, India utara, yang menewaskan puluhan ribu orang. Sebagai partai yang berkuasa pada saat itu, Kongres memimpin perjuangan melawan pemberontakan.
Namun aksi ini merenggut nyawa para pemimpin penting Kongres, Perdana Menteri Indira Gandhi. Dia dibunuh oleh pengawalnya yang merupakan orang Sikh pada 1984. Kemudian Ketua Menteri Punjab, Beant Singh terbunuh dalam ledakan bom oleh separatis Sikh pada 1995. Kelompok kecil Sikh di Australia, Inggris, Kanada dan Amerika Serikat mendukung tuntutan separatis dan kadang-kadang melancarkan protes di luar kedutaan besar India.
New Delhi masih mewaspadai kebangkitan pemberontakan separatis Sikh. India telah lama tidak senang dengan aktivitas separatis Sikh di Kanada, dan mendesak Ottawa untuk bertindak melawan unsur-unsur anti-India.
Kanada memiliki populasi penganut Sikh terbesar di luar negara bagian Punjab di India. Pada sensus 2021, sekitar 770.000 orang melaporkan Sikhisme sebagai agama mereka. Beberapa analis India mengatakan Ottawa tidak mengekang pengunjuk rasa Sikh karena mereka adalah kelompok yang berpengaruh secara politik.