Elpiji 12 Kg Kurang Diminati
SUNGAI APIT (HR)- Naiknya harga gas elpiji 12 Kg sangat dirasakan masyarakat, sehingga berdampak kepada barang dagangan sub agen di Kecamatan Sungai Apit.
Ros (40), salah seorang sub agen elpiji mengatakan, sejak terjadinya kenaikan gas elpiji ukuran 12 Kg, jumlah pelanggannya semakin berkurang. Bahkan tidak ada sama sekali yang mau membelinya.
"Sebagian besar pelanggan banyak beralih ke gas elpiji ukuran 3 kg. Karena selain harganya lebih murah, juga mudah didapat di Kecamatan Sungai Apit. Apalagi sekarang penjualan gas ukuran 3 kg sudah menjamur ke pelosok-pelosok kampung," ujarnya, Jumat (8/5) di Sungai Apit.
Lanjut Ros, waktu harga gas elpiji 12 kg masih sekitar Rp120 ribu, masih banyak masyarakat dan pengusaha rumah makan yang membelinya. Namun sekarang dengan harga melambung tinggi hingga sampai Rp175 ribu, masyarakat mengeluh. Apalagi warga yang berusaha menjual gorengan atau warung makan.
"Waktu itu ada seorang masyarakat membeli gas elpiji yang ukuran 12 kg kepada saya. Mereka bertanya harganya, jadi saya bilang Rp175 ribu. Lalu pembeli tersebut bilang alamak mahalnya dan pergi tidak jadi beli. Selalu seperti itu, para pembeli hingga mereka tidak membeli gas yang 12 kg kepada saya," tuturnya.
"Maka dari itu harapan saya kepada pemerintah janganlah selalu dinaikan harga elpiji ini. Karena ini kan untuk kebutuhan orang banyak, kalau masyarakat itu mampu mungkin bisa lah untuk membelinya, kalau masyarakat itu lemah ekonominya mungkin tidak bisa membelinya. Sedangkan gas elpiji untuk ukuran 3 kg tidak menentu harganya. Ada yang Rp22 ribu, tapi ada juga Rp25 ribu. Jadi saya yang sub agen gas elpiji pun bingung," imbuhnya.
Nazaruddin, seorang penjual warung nasi goreng mengatakan sebelumnya ia memakai gas elpiji 12 kg. Karena sekarang mahal ia beralih ke gas elpiji 3 kg.
"Sebelumnya saya memakai gas elpiji 12 kg, namun dengan naiknya harga gas elpiji 12 kg sangat berdampak kepada saya, karena nasi goreng yang biasa saya jual Rp10 ribu banyak pelanggannya, telah harga saya naikkan menjadi Rp14 ribu per bungkus, para pelanggan berkurang. Makanya saya sekarang memakai gas elpiji 3 kg, kalau masih bertahan memakai gas 12 kg, lama-lama saya bisa gulung tikar," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Siak Wan Buhori ketika dihubungi melalui telpon selulernya sedang sibuk. Di sms juga tidak dibalas.***