Desa Bukit Batu di Bengkalis Raih Penghargaan ADWI 2023 Kategori Daya Tarik Pengunjung
Riaumandiri.co - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyelenggarakan malam puncak Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023. Sebanyak 75 desa wisata di tanah air menerima penghargaan desa wisata terbaik ADWI 2023.
Acara malam puncak ADWI 2023, digelar Minggu (28/8) malam, di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta. Desa Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Riau berhasil meraih penghargaan nasional itu, dengan kategori daya tarik pengunjung.
Desa Wisata Bukit Batu memiliki sejumlah destinasi wisata di antaranya, ekowisata mangrove, susur sungai, dan wisata edukasi Tenun Lejo Bukit Batu. Sedikitnya ada 12 unit homestay yang disiapkan warga setempat, dengan harga sewa 150 - 200 ribu rupiah per malam.
Sumber Daya Manusia (SDM) Desa Wisata Bukit Batu semakin meningkat. Karena Pokdarwis Desa Bukit Batu rutin mengikuti pelatihan dan sertifikasi SDM Pariwisata. Narasumber pelatihan melibatkan asesor yang berkompeten di bidangnya. Jadi wajar Desa Wisata Bukit Batu bisa meraih ADWI 2023.
Pada ADWI 2023, Desa Wisata Bukut Batu harus bersaing ketat dengan 4.573 desa wisata dari berbagai wilayah di Indonesia. Kegiatan ini merupakan bentuk kolaborasi serta konsistensi yang kuat dari seluruh elemen masyarakat bersama pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya dalam membangun desa wisata.
"Hari ini kita mengapresiasi pencapaian yang spektakuler. Sebanyak 4.537 desa wisata berlomba-lomba memberikan yang terbaik untuk kebangkitan ekonomi Indonesia. Dan hari ini 75 desa wisata terbaik mendapatkan anugerah untuk meningkatkan inovasi dalam membuka peluang usaha menuju pariwisata berkualitas dan berkelanjutan, berbasis ekonomi hijau dalam mendorong penciptaan 4,4 juta lapangan kerja di tahun 2024," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno.
Menparekraf Sandiaga Uno mengungkapkan, malam puncak ADWI 2023 merupakan bagian dari catatan perjalanan panjang dalam mendorong kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat.
Dikatakan dia, ADWI pertama kali berlangsung pada 2021 ketika banyak pihak yang merasa ragu apakah program ini benar-benar tepat untuk dilakukan di tengah kondisi ekonomi dunia yang melemah akibat pandemi dan masyarakat benar-benar merasakan dampaknya.
"Tapi setelah tiga tahun saya tetap merasakan semangat yang sama. Konsistensi dalam membangun desa wisata yang sama besarnya baik dari pengelola desa wisata, kepala desa, pemerintah kabupaten/kota dan provinsi," ujar Menparekraf Sandiaga.
Ia kemudian menilai ADWI bukan hanya sebagai program unggulan pemerintah dalam hal ini Kemenparekraf/Baparekraf, tapi sebagai perjalanan spiritual yang menggerakkan seluruh elemen masyarakat.
"Menyentuh sosok-sosok yang membuat kita terinspirasi, termotivasi bagi bangsa dan negara. Mendorong desa wisata kian mendunia, dari desa membangun Indonesia," ujar Sandiaga.