Pemprov Anggarkan Rp90 M Bangun Jalan
PELALAWAN (HR)-Guna mendukung infrastruktur menuju wisata Bono andalan Kabupaten Pelalawan yang sudah mendunia, Pemerintah Provinsi Riau sudah menganggarkan dana melalui APBD Riau Tahun 2015 sebesar Rp90 miliar.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Pelalawan Zulkifli, Jumat (8/5) di ruang kerjanya. Ia menjelaskan, lokasi Bono berjarak 170 Km dari ibukota Kabupaten Pelalawan, yaitu sekitar 70 jalan masuk ke Bono belum diaspal atau masih tanah. Sementara jalan tersebut merupakan jalan Provinsi Riau dan yang memiliki wewenang untuk melakukan pembangunan adalah Pemerintah Provinsi Riau.
Atas rencana pembangunan jalan tersebut, lanjut Zulkifli, Pemerintah Kabupaten Pelalawan menyambut baik karena akses jalan merupakan salah satu faktor penting untuk mengundang turis atau wisatawan untuk berkunjung ke Pelalawan.
Bono yang secara alami tercipta di Sungai Kampar, Desa Teluk Meranti, Kecamatan Kuala Kampar tersebut terbukti memiliki daya trik tersendiri. Secara ilmiah, gelombang Bono merupakan salah satu peristiwa alam yang cukup langka dan jarang terjadi.
"Wisatawan bisa menyaksikan sebuah gelombang besar yang layaknya terjadi di tengah laut, namun ini terjadi di sebuah sungai air tawar. Keunikan ini yang memberi nilai lebih dan banyak wisatawan manca negara atau para peselancar banyak ingin terjun bermain di atas derasnya gelombang Bono," sebutnya.
Gelombang Bono terjadi diakibatkan benturan tiga arus air yang berasal dari Selat Melaka, Laut Cina Selatan dan Aliran air Sungai Kampar. Akibat benturan ini, menjadikan gelombang air di muara sungai Kampar bisa mencapai ketinggian 4-5 meter dengan ditandai sebelumnya dengan suara gemuruh yang hebat.
Untuk mengembangkan potensi wisata Bono ini, lanjut Kadis, Pemerintah Kabupaten telah membuat Masterplan dan memfloting lahan 600 Haktar.
"Sebelumnya lahan tersebut masuk areal kawasan, sekarang sudah pelepasan. Setalah tidak ada permasalahan di atas lahan itu, kami menyiapkan detail engineering design," ujar Zulkifli.
Guna menjaga kelestarian alam di wilayah Bono, pemerintah daerah membuat ketentuan tidak dibenarkan hotel berdiri di sana, pihak swasta dirangkul bekerja sama menyediakan jasa penginapan sejenis home stay.
"Kami berkomitmet Ekoturism Bono menjadi wilayah hijau," kata Zulkifli.
Dijelaskan Zulkifli, saat ini pihaknya telah membuat tanah timbun diatas areal 2,8 haktare, dan di sana dibangun Pentas seni. Jika air pasang datang, pengunjung akan merasa seolah berada di tengah pulau.***