RIAUMANDIRI.CO - Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) telah berganti nama sekaligus ditetapkan hadir jadinya. Pengesahan hari jadi pada 19 Maret 1956, dan pergantian nama dari Kabupaten Indragiri Hulu menjadi Kabupaten Indragiri ditetapkan dalam rapat paripurna istimewa DPRD setempat, Selasa (1/8/2023). Sebelumnya, salah satu kabupaten tertua di Riau ini, belum memiliki hari jadi.

Kabupaten Indragiri Hulu merupakan salah satu kabupaten yang terletak di provinsi Riau. Penduduk aslinya terdiri dari suku Melayu dan suku Talang Mamak, yang merupakan keturunan dari Datuk Perpatih Nan Sebatang, salah seorang pembesar Kerajaan Pagaruyung Minangkabau.

Kabupaten Indragiri Hulu awalnya merupakan bagian dari Kerajaan Indragiri, yang diperintah oleh raja atau sultan yang berkedudukan di Pekan Tua. Raja pertamanya adalah Raja Kocik Mambang alias Raja Melayu I yang memerintah dari tahun 1298 sampai tahun 1337 dan raja terakhir adalah Tengku Muhammad dengan gelar Sultan Muhammad Syeh.

Pada zaman penjajahan kolonial Belanda, daerah Indragiri Hulu termasuk dalam Afdeling Indragiri, yang dipimpin oleh seorang Afdeling atau District Hoofd. Pada tahun 1892, Rengat menjadi tempat kedudukan Asisten Residen yang sebelumnya di Tanjung Buton Lingga.

Setelah kemerdekaan Indonesia, daerah Indragiri Hulu menjadi bagian dari Provinsi Sumatera Tengah. Pada tahun 1956, berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956, Kabupaten Indragiri dibentuk dengan meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan.

Pada tahun 1965, berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1965, Kabupaten Indragiri dimekarkan menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Indragiri Hilir dengan ibu kota Tembilahan dan Kabupaten Indragiri Hulu dengan ibu kota Rengat.

Sejak 1 Agustus 2023, Kabupaten Indragiri Hulu kembali bernama Indragiri, sekaligus ditetapkan hari jadinya setiap tanggal 19 Maret, atau sesuai dengan UU 12 tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah, salah satunya Kabupaten Indragiri.(nan)