Petani Harus Bertahan tak Tanam Padi
Petani Kecamatan Bungaraya, Kampung Kemuning Muda masih saja menunggu hujan turun dari langit dan membiarkan sawahnya dalam keadaan yang sudah dibajak menganggur tidak ditanami. Hal ini dirasakan Mbah Madisman (70), warga Kampung Kemuning Muda yang sampai saat ini masih menunggu hujan, dan menurutnya juga sudah 5 bulan sawah kekeringan.
"Kami sebagai petani merasa tertekan dan serba salah Mas, mau ditanami padi sampai saat ini masih juga belum ada air. Mau saya ganti tanaman sawit, tapi katanya tidak bisa atau tidak diperbolehkan oleh pemerintah. Saya sudah melakukan penyemaian, karena kering semaian padinya banyak yang kabur atau gagal. Mau tidak mau ya membiarkan sawah ini nganggur tidak ada tanaman sampai menunggu turunnya hujan," ujar Madisman, Kamis (7/4), di sawahnya yang tidak jauh dari jalan lintas Bungaraya Kemuning Muda.
Ditambahkan Madisman, dirinya mempunyai sawah dua hetar setengah dan akan ditanami padi, namun air juga tak kunjung datang. Sebagai petani, ia berharap kalau bisa segala kebutuhan sawah terutama air itu bisa dipenuhi dinas terkait. Agar para petani tidak alih lahan. Ia menilai anggaran dinas terkait untuk pertanian di Siak miliaran rupiah, namun masalah air sampai saat ini belum bisa diatasi.
"Kalau sampai bulan Mei tidak ada hujan, itu sudah musibah buat kami. Kami sebenarnya ingin perairan di Kemuning Muda ini bisa sama dengan di Bungaraya.
Lihat saja di Bungaraya yang dekat dengan Sungai Raya, pertanian di sana walaupun tidak turun hujan masih santai. Penanaman padi masih berjalan dengan lancar tidak seperti di Kemuning Muda. Kami berharap kepada pemda agar dapat bagaimana caranya parit primer menuju sekunder dapat berfungsi, sehingga petani tidak kewalahan lagi dalam urusan air," harapnya.
Kalau seperti ini, tambahnya, petani seperti diterlantarkan dan tidak ada solusi dari dinas terkait akan air. Kalau menunggu hujan, entah sampai kapan.
"Kalau tidak ada hujan tentunya petani semakin terpuruk dan tidak dapat bertani padi dengan sebaik-baiknya,"imbuhnya.
Sementara itu anggota DPRD Siak Muhtarom sebagai Sekretaris Komisi II, membenarkan keluhan para petani Kemuning Muda yang kekurangan air. Menurutnya dinas terkait seperti BMP agar mengecek kelapangan apa yang menjadikan kendala tersebut.
"Kita menilai penanganan akan kekurangan air pada petani ini masih kurang maksimal. Maka dari itu kepada Dinas BMP yang dipercaya untuk dapat memfasilitasi segala kebutuhan petani akan air dengan membangun DAM, irigasi baik primer maupun sekunder agar dapat mengecek kembali apakah irigasi primer yang ada sudah bermanfaat atau belum. Kalau galian primer dangkal segera lakukan pencucian agar para petani dapat memompa air untuk kebutuhan sawahnya," harapnya.
Recana ke depan, Kata Muhtarom, pemda akan membuat waduk yang lebarnya sekitar 5 hektare di Bungaraya. Gunanya agar air dalam waduk tersebut bisa dimanfaatkan petani kalau lagi kekeringan seperti ini.
"Kita berharap semoga tahun depan bisa dibuatkan waduk untuk menyimpan air. Karena selama ini kalau bukan air hujan tidak ada lagi andalan petani untuk memenuhi kebutuhan air. Mudah-mudahan waduk yang kita harapkan tahun depan bisa terealisasi," pungkasnya.***