Juli, Siswa Mulai Belajar
PASIR PENGARAIAN (HR)-Kalau tidak ada aral melintang, bulan Mei ini sekolah penerbangan yang dipusatkan di Bandara Tuanku Tambusai, mulai membuka pendaftaran penerimaan siswa baru.
Sekitar bulan Juli 2015 kegiatan belajar mengajar sudah dimulai. Hal itu bisa dipastikan karena sarana dan prasaran pendukung sudah hampir rampung.
Demikian disampaikan Bupati Rokan Hulu, Achmad, usai penandatanganan Memorandum of Understanding antara PT Angkasa Super Service (anak perusahaan Lion Air) dengan Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu, Rabu (6/5).
Penandatanganan MoU yang digelar di rumah dinas Bupati Rohul itu disaksikan Dinas Perhubungan Provinsi Riau, Danlanud Pekanbaru, Kepala Sekolah Penerbangan, Wakil Bupati Rohul, Hafith Syukri, Ketua DPRD Rohul Nasrul Hadi, dan seluruh kepala dinas, badan dan kantor yang ada di lingkungan Pemkab Rohul.
Dijelaskan Bupati Achmad, penandatanganan MoU tersebut dilakukan sebagai landasan bagi PT Angkasa Super Service dalam mengurus perizinan. Menurutnya pendirian sekolah penerbangan tersebut dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun internasional di bidang pilot.
“Sesuai hasil koordinasi kita dengan beberapa pihak terkait, jumlah kebutuhan pasar domestik maupun internasional saat ini sekitar 5.000 pilot. Kebutuhan ini meningkat karena faktor pensiun dan terjadinya peningkatan armada setiap tahunnya. Selain itu potensi untuk melahirkan profesi pilot di Riau sangat besar. Ini merupakan peluang bagi putra putri kita, bagi lulusan,” terang Bupati Rohul.
Menurut Bupati Achmad, dalam rangka menyukseskan sekolah penerbangan tersebut Pemkab Rohul, telah menyiapkan beberapa sarana dan fasilitas pendukung bandara. Termasuk asrama sementara bagi anak didik.
“Setelah izin ini keluar, Insya Allah secara fisik kita sudah siap. Dijadwalkan pada bulan Mei ini sekolah penerbangan sudah mulai membuka penerimaan siswa baru dan pada Juli 2015 aktivitas belajar mengajar sudah dimulai,” terangnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Operasi Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, mewakili Danlanud Pekanbaru, Letkol Pnb Reka Budiarsa mengatakan kehadirannya dalam menghadiri penandatanganan MoU tersebut sebagai bentuk koordinasi. Menurutnya kawasan bandaran Pasir Pengaraian termasuk dalam area traning Danlanud Pekanbaru. Dimana jika terjadi sesuatu emergency, landingnya di Pasir Pengaraian.
Agar kegiatan sekolah penerbangan ini bisa berjalan lancar dan latihan tempur tidak terganggu, kata harus berkoordinasi. Karena kawasan Pasir Pengaraian merupakan area trainning. Mulai dari 4 meter di atas permukaan tanah sampai 25 ribu di atas permukaan tanah masih berada di zona area trainning kita. Sedangkan di atas 25 ribu harus izin ke Jakarta.
“Jika kawasan trainning area bermasalah dengan sekolah penerbangan ini, nanti akan kita koordinasikan dengan menyerahkan bagian barat bandara Tuanku Tambusai. Karena wilayah timurnya masuk ke trainning area kita. Ngerinya speed kita besar. Trainning kita antara 390 sampai 550. Itu kalau di per jamkan sekitar 1.080 kilometer per jam. Ditambah lagi dengan kedatangan pesawat baru kita F-16,” terang Reka.
Ditambahkan Reka, saat ini dunia penerbangan Indonesia sedang down akibat ekonomi yang belum membaik. Namun sebagai trainning, pembinaan tidak bisa dihentikan dalam situasi apapun.
“Apalagi kita menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Negara Asean berkesempatan berkarya di negara lain dengan bebas. Justru itu dengan didirikannya sekolah penerbangan ini di Rohul, merupakan kesempatan bagi kita,” ujarnya. (adv/hms)