Pemerintah Lakukan Operasi Hujan Buatan di Riau
RIAUMANDIRI.CO- Untuk meningkat curah hujan di Riau, Pemerintah pusat kembali melakukan operasi hujan buatan di wilayah Provinsi Riau. Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan dengan menyamai garam di awan potensial.
Hujan buatan ini diharapkan bisa membantu proses pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) serta membasahi lahan gambut di Riau agar terhindar dari kebakaran lahan. Sebab saat ini Provinsi Riau sedang dilanda musim kemarau yang cukup panas dan kering.
"Alhamdulillah kita dapat bantuan TMC kembali untuk tahap kedua, dah sudah dimulai beberapa hari ini," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M Edy Afrizal.
Edy menjelaskan, bantuan hujan buatan kali ini diberikan pemerintah pusat melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerjasama dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM).
"Iya, TMC yang kedua dibantu oleh BRGM," ujarnya.
Pihaknya menyampaikan terimakasih kepada BRGM dan BRIN yang telah melaksanakan TMC periode kedua ini. Karena secara umum, lahan gambut di Riau ini relatif kering.
"Pada musim hujan lalu sudah ada kejadian lahan gambut yang terbakar dan hujan yang terjadi beberapa hari masih belum cukup untuk memadamkan api secara sempurna," katanya.
Pihaknya berharap agar kegiatan TMC kolaborasi BRIN dan BRGM yang rencananya akan dilaksanakan selama 11 hari, perlu diprioritaskan pada daerah pesisir timur yang didominasi lahan gambut.
Daerah ini juga berbatasan langsung dengan negara tetangga sehingga kemunculan titik api atau bahkan kabut asap di daerah prioritas akan berpotensi menimbulkan sebaran asap ke negara tetangga.
Sebelumnya, BNPB juga telah melaksanakan operasi TMC di Provinsi Riau selama 20 hari dari tanggal 19 April-8 Mei 2023.
Sementara untuk perkembangan terbaru Karhutla di Provinsi Riau, sejauh ini pihaknya belum mendapatkan laporan titik Karhutla terbaru dari daerah dan tim di lapangan.
Sejumlah wilayah yang sempat dilanda Karhutla seperti di Sinaboi Rokan Hilir, di Pelintung dan Sungai Sembilan Dumai serta di Rupat dilaporkan sudah padam. Hanya tersisa di Teluk Makmur Dumai masih pendinginan.
Edy mengungkapkan sebelumnya Karhutla juga sempat di temukan di wilayah Tapung Kampar. Namun sudah berhasil di padamkan petugas.
Melihat kondisi cuaca di Riau yang cukup panas dan kering, Edy mengimbau kepada masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar.
Tidak hanya itu, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak sembagan membuang puntung rokok yang masih menyala bara apinya. Apalagi saat berada di kebun, tanah kosong atau di hutan.
"Yang hobi mancing ikan juga, kan biasa ada yang buat api untuk bakar-bakar ikan atau api unggun, itu juga harus hati-hati. Pastikan apinya dipadamkan sampai padam semua baru ditinggalkan pulang, jangan ditinggal begitu saja, itu bisa juga berpotensi terjadinya kebakaran lahan," ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat agar segera melaporkan kepada petugas dan aparat setempat yang terdekat jika di daerahnya ditemukan ada kebakaran hutan dan lahan. Tujuannya supaya api bisa segera ditangani dan dipadamkan dengan segera. Sebab jika sudah meluas, api akan sulit dipadamkan.
"Karena pada prinsipnya, yang menjaga kampung kita itu adalah kita sendiri," ujarnya.