Tiga Tokoh IKMR Berikan Kuliah Kewirausahaan ke Mahasiswa UR
RIAUMANDIRI.CO- Tiga tokoh Ikatan Keluarga Minang Riau (IKMR) Provinsi Riau memberikan kuliah kewirausahaan untuk 100 mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau di Gedung Inkubator Agribisnis, kampus Binawidya Unri, Panam, Pekanbaru, Sabtu (8/4/2023).
Ketiga tokoh itu adalah H. Marjoni Hendri, SP, M. Tr. IP, Sekretaris Umum IKMR, Ir. H. Darmansyah Malik, Wakil Ketua Umum IKMR dan H. Fendri Jaswir, SP, MP, Ketua IKMR. Ketiganya memang orang yang memiliki latar belakang dan berpengalaman di bidang pertanian, pangan dan kewirausahaan.
Acara ini diinisiasi oleh dosen agribisnis Faperta Unri Dr. Cepriadi dan Novian. Menurut Cecep, mahasiswa harus dapat menimba ilmu dari praktisi yang berpengalaman. Tidak cukup hanya teori yang diajarkan dosen di kampus.
Kebetulan Marjoni dan Fendri juga alumni Fakultas Non Gelar Teknologi (FNGT) Unri yang merupakan cikal bakal Faperta Unri. Marjoni jurusan Produksi Pertanian/agronomi (agroteknologi) dan Fendri jurusan Penyuluhan Pertanian/Sosial Ekonomi Pertanian (agribisnis). Sedangkan Darmansyah mantan Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau.
Setamat FNGT Unri, Marjoni terjun langsung sebagai penguasa sarana dan prasarana pertanian dibawah payung Bagindo Tani. Marjoni menjual pupuk, pestisida, alat dan mesin pertanian. Terakhir agen Pupuk Sriwijaya untuk Riau.
''Memang saya sudah terlatih berdagang sejak kuliah. Mulai mendirikan CV dan meningkat menjadi PT. Saya agen resmi Pusri untuk Riau,'' kata Marjoni mengawali kuliahnya.
Menurut Marjoni, untuk menjadi pebisnis harus ada kemauan atau keinginan. Lalu harus ada keberanian. Setelah itu baru kita baca peluang usaha dan perencanaan yang matang. ''Kita juga harus siap dengan resiko,'' ujar calon DPD RI dari Riau ini.
Selain itu harus ada sikap-sikap yang harus dipegang. Marjoni mengutip falsafah dagang Cina, pebisnis harus jujur, rajin, pintar, rezeki (rezeki kecil tidak boleh ditolak) dan rahasia (rahasia perusahaan tidak boleh keluar). Sedangkan falsafah dagang Jawa harus memegang prinsip teratur, teliti, teguh, berani (karena benar) dan berkelanjutan.
Sedangkan Fendri tidak terjun langsung ke bidang agribisnis. Namun pengalamannya sebagai wartawan dan anggota DPRD Riau yang membidangi ekonomi dan pertanian, cukup menambah wawasan bagi mahasiswa.
Menurut alumni Faperta UIR dan Manajemen Pembangunan Daerah IPB Bogor itu, menjadi wirausaha, terutama di bidang agribisnis, adalah pilihan. Jika mahasiswa memilihi profesi ini setelah tamat, harus dimulai dengan tekad dan kemauan.
''Banyak orang yang sukses di bidang agribisnis ini. Contohnya, keponakan saya. Dia memasok beras, telur ayam, telur puyuh, jagung dari Sumbar ke Rokan Hulu. Bahkan beras dari Inhil dan Siak. Lumanyan hasilnya,'' kata Direktur PT Emha Voxindo Pers ini.
Untuk memulai usaha, kata Caleg DPR RI Dapil Riau 1 dari PAN ini, harus dimulai dari yang kecil. Lalu buat rencana bisnis seperti lokasi, kapan mulai, kenapa orang harus membeli dan segmen pasar. Wirausahawan harus berani menantang diri sendiri, mengambil resiko dan percaya diri.
Sedangkan Darmansyah mengatakan ada 13 produk pangan yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat, mulai dari beras, minyak, cabe, tepung, gula, telur dll. Dalam kondisi Riau sekarang, hal itu menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.
''Dari segi kebutuhan, ini menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Artinya setiap saat harus ada. Karena barangnya tidak cukup tersedia, maka ini menjadi peluang bisnis. Kita mendapat keuntungan dari margin pemasaran,'' ujar Caleg DPRD Kota Pekanbaru dari Golkar itu sambil memberikan contoh-contoh. (FJ)