UMRI Tekankan Komitmen Menjadi Pusat Rehabilitasi Narkoba di Riau
RIAUMANDIRI.CO- Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) terus memberikan komitmen dan dukungan pemberantasan Narkoba di Provinsi Riau. Salah satunya melalui kuliah Umum yang ditaja bersama Badan Narkotika Nasional RI.
Pelaksanaan kuliah umum bertajuk Peran Generasi Muda Dalam Strategi Soft Power Approach BNN RI Guna Mewujudkan Indonesia Bersinar. Tema itu dikupas oleh Direktur Rehabilitasi Narkoba BNN Brigjen Pol Dr dr Farid Amansyah SpPD Finasim dan tokoh masyarakat dan juga mantan Wali Kota Pekanbaru Firdaus.
Saidul Amin mengatakan bahwa keberadaan perguruan tinggi harus menjadi problem solver, bukan problem maker. Saidul menegaskan tekadnya untuk menjadikan Umri sebagai Part of Solution dalam banyak aspek. Satu di antaranya adalah dengan mendirikan pusat rehabilitasi narkoba yang berlokasi di Duri.
Ia berharap bantuan dari berbagai pihak di antaranya Gubernur Riau, BNN Riau termasuk Polda Riau dalam hal pembangunan dan proses pendirian pusat rehabilitasi itu.
"Umri harus menjadi Part of Solution dalam banyak aspek. Salah satunya adalah dengan mendirikan pusat rehabilitasi narkoba yang berlokasi di Duri. Kita sudah siapkan tanah dan bangunannya, namun perlu rehablitasi. Gubernur Riau dan BNN Riau juga sudah datang meninjau. Untuk bangunan tentu kita butuh bantuan pihak-pihak terkait" jelas Saidul.
Saidul Amin juga menegaskan optimismenya bahwa atas bantuan dan dukungan pihak-pihak terkait, upaya konkrit itu akan terwujud dan akan mencatatkan sejarah bahwa Umri adalah perguruan tinggi pertama di Indonesia yang memiliki pusat rehabilitasi narkoba.
Doktor Filsafat itu juga membeberkan "Umri yang tahun ini pada 5 Juni berusia 15 tahun. Usia yang terbilang masih muda. Saat ini terdiri 8 fakultas dan 26 program studi dengan jumlah mahasiswa 11 ribu".
Ia juga membeberkan bahwa saat ini Umri sedang mengajukan program studi Pendidikan Kedokteran dan Profesi Dokter.
Dijelaskan, beberapa waktu lalu telah divisitasi kemenkes dan saat ini menunggu visitasi kemendikbud dalam proses perbaikan untuk pemenuhan SDM.
Mantan Walikota Pekanbaru Dr H Firdaus MT yang hadir sebagai pemateri pada sesi awal menjelaskan, bahwa pemuda mempunyai peran penting dan luar biasa dalam perkembangan dunia.
Namun, kata dia, ada ancaman besar yang mengintai yaitu peredaran narkoba. Ia menjelaskan betapa masifnya potensi perkembangan narkoba di Riau khususnya kota Pekanbaru.
“Riau ini adalah negeri yang paling rentan perkembangan narkoba, karena garis pantai pesisir sumatera dalam provinsi Riau itu panjang, dan semuanya menjadi pintu masuk narkoba” jelasnya.
Firdaus pun berharap kerja sama seluruh pihak untuk saling menjaga masa depan masyarakat kota Pekanbaru. Ia juga berpesan pentingnya peran keluarga dalam menjaga seluruh masyarakat dari pengaruh narkoba.
"Kalau kita bersama-sama, Insya Allah kita bisa. Semoga anak-anak kita bisa menjadi pemimpin yang luar biasa yang kita harapkan” tutupnya.
Pada kesempatan itu Firdaus menyerahkan uang tunai senilai Rp 100 juta untuk pembangunan Gedung Tajdid Center (GTC) Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) yang diterima oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Irwan Akib MPd.
Merespon pemaparan Saidul Amin dan Firdaus, Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr H Irwan Akib MPd menyampaikan betapa pentingnya generasi muda terhadap perkembangan masa depan.
Irwan menyebut salah satu ancaman yang utama dalam perkembangan generasi muda ini adalah serangan penggunaan narkoba. Pihaknya mendukung dan merespon positif keinginan Umri dalam membangun pusat rehabilitasi.
Hal ini sebagai bentuk langkah Muhammadiyah dalam membantu membangun SDM yang berkualitas dan bebas narkoba. Terlebih lagi Rektor Umri baru saja dikukuhkan sebagai salah satu dewan pakar majelis pembina kesehatan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
“Bagaimana Umri menjadi bagian penting dari penyelesaian persoalan di Riau, setelah itu bisa dikembangkan ke universitas yang lain” ujarnya.
Irwan juga berharap semua lapisan masyarakat bisa bekerjasama dalam menyelesaikan persoalan ini. "Ada BNN, pemerintah dan tokoh masyarakat karena ini semua bukan kepentingan Muhammadiyah, ini kepentingan masa depan semua kita” sebutnya.
Sementara itu, Keynote Speaker Brigjen Pol Dr dr Farid Armansyah Sp PD Finasim memulai pemaparan kuliah umum dengan memperkenalkan latar belakang keluarganya. Kakek, ayah dan dirinya adalah orang-orang yang aktif di Muhammadiyah.
"Kakek saya adalah Pimpinan Wilayah di Sulawesi Selatan, Tenggara pada masa itu dan meninggal ketika menyampaikan khutbah. Ayah saya adalah Pemuda Muhammadiyah dan Majelis Tablig, Pendakwah. Sementara saya adalah orang Muhammadiyah yang berprofesi sebagai anggota Polri" sebutnya.
Farid kemudian menjelaskan bagaimana pentingnya peran pemuda dalam perkembangan dunia dan harapan bangsa. Ia juga mengutip al-Qur'an yang mengisahkan tentang pemuda pada surat Al-Kahfi.
"Telah difirmankan dalam al-Qur'an bagaimana kisah khusus tentang pemuda itu. Pemuda dalam Surat al-Kahfi itu jelas. Pemuda yang kokoh dan teguh pendiriannya. Yang bisa mengatakan rabbuna rabussamawati wal ardh".
Namun Farid menegaskan, ada bahaya yang mengancam para pemuda diantaranta Narkoba yang termasuk dalam extra ordinary crimec. Republik Indonesia sejak tahun 2015 sebagaimana disebutkan presiden Jokowi dalam situasi darurat narkoba.
"Kita mengenal istilah extra ordinary crime di antaranya adalah peredaran narkoba. Pada tahun 2015, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia berada dalam situasi darurat narkoba".
Karenanya menghadapi gencarnya peredaran narkoba dibutuhkan dukungan semua pihak. Presiden meminta kita terus bekerja memerangi narkoba untuk mewujudkan Indonesia bersinar, bersih narkoba
"Alhamdulillah Umri sudah memulai. Kita juga dengar Umri mendirikan pusat rehabilitasi. Ini adalah hal yang luar biasa".
Jendral bintang satu itu juga menggambarkan massifnya tingkat penyalah guna barang haram itu dan juga tingginya angka penyebarannya.
"Penduduk Indonesia ada 275 juta. Penyalah gunanya ada 3,66 juta. Ini seperti fenomena gunung es. Bongkahan es itu jauh lebih besar pada bagian bawahnya" bebernya.
Dia menyebut Riau merupakan jalur peredaran narkoba. Beberapa diantaranya berhasil ditangkap oleh Direktorat Reserse Narkoba Polda Riau.
"Riau merupakan jalur perlintasan narkoba. Alhamdulillah sudah ditangkap sebagian oleh pak Guntur 276 kilo gram sabu. Karena jalur darat juga banyak pelabuhan tikus. Sebagaimana kata pak Firdaus bahwa Riau memiliki 2000 KM garis pantai" bebernya lagi.
Kuliah Umum yang dimoderatori Wakil Rektor 3 Dr Jufrizal Syahri MSi itu berakhir dengan sesi tanya jawab dari peserta.
Turut hadir dalam kegiatan itu Ketua BPH Umri Prof Dr HM Nazir MA, Ketua PW Muhammadiyah Riau Dr H Abdul Wahid MUs dan Ketua PW Muhammadiyah Riau terpilih Dr Hendri Sayuti MAg.
Tampak pula hadir, Dirresnarkoba Polda Riau Kombes Pol Yos Guntur SIK SH MH, Gubernur Riau yang diwakili Kadispora, mewakili Kepala BNN Riau Mariana, ratusan peserta yang terdiri para pejabat struktural, dosen dan Mahasiswa Umri.