Inflasi Pekanbaru Capai 0,81 Persen
PEKANBARU (HR)- Sepanjang April 2015, inflasi Pekanbaru tertinggi di Riau sebesar 0,81 persen. Sementara, provinsi Riau mengalami inflasi sebesa 0,73 persen berdasarkan gabungan 3 kota di Riau dengan Indek Harga Konsumen (IHK) sebesar 119,27.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provisi Riau Mawardi Arsyad menerangkan tingkat inflasi tahun kalender Januari sampai April 2015 ini sebesar 0,53 persen. Berdasarkan perhitungan IHK ketiga kota di Riau mengalami inflasi. "Dan inflasi tertinggi terjadi di Pekanbaru sebesar 0,81 persen, diikuti Tembilahan 0,62 persen dan Dumai sebesar 0,38 persen," ungkap Mawardi kepada wartawan, Senin (4/5) di Kantor BPS Provinsi Riau Jalan Patimura Pekanbaru.
Inflasi di Riau pada April 2015 ini terjadi karena adanya kenaikan indeks hargga pada enam kelompok pengeluaran, yakni kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,77 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,90 persen. Sedangkan, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan baan bakar sebesar 0,81 persen, kelompok bahan makanan sebesar 0,25 persen, kelompok sandang sebesar 0,20 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,14 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami deflasi sebesar 0,07 persen.
"Komoditas yang memberikan andil terjadinya inflasi di Riau antara lain bensin, upah pembantu rumah tangga, bawang merah, rokok kretek filter, bahan bakar rumah tangga, cabe merah, angkutan udara, rokok putih, sewa rumah, solar, gula pasir, dan lain sebagainya," terang Mawardi.
Dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, semua kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di kota Lubuk Linggau sebesar 0,99 persen, diikuti Medan sebesar 0,96 persen, Pangkal Pinang sebesar 0,87 persen dan Pekanbaru 0,81 persen. "Sedangkan inflasi terendahh terjadi di kota Banda Acehh dan Meulaboh masing-masing sebesar 0,08 persen. Dari 10 kota di provinsi Sumatera, inflasi tertinggi di Medan, Pangkal Pinang dan Pekanbaru," pungkas Mawardi.(rud)