Kadiskes Pekanbaru Imbau Warga Waspada DBD

Kadiskes Pekanbaru Imbau Warga Waspada DBD

RIAUMANDIRI.CO- Meski tren tren kasus DBD tahun 2023 ini lebih rendah dibanding tahun 2022 lalu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Zaini Rizaldy, tetap mengimbau warga untuk tetap mewaspadai ancaman penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes terutama Aedes aegypti.

Zaini, menerangkan, hingga pekan ke-9 tahun 2023, atau sejak awal Tahun 2023 hingga kini ada 77 kasus DBD.

Terbanyak di dua kecamatan yakni Marpoyan Damai dan Payung Sekaki. "Terbanyak itu di Marpoyan Damai dan Payung Sekaki, masing-masing ada 13 kasus," kata Zaini, Rabu (8/3).


Zaini menyebut, jika dibandingkan antara tahun 2023 dengan 2022, tren kasus di tahun ini lebih rendah. Untuk rata-rata itu separuhnya atau 50 persen.

"Sebagai contoh di pekan ke-9 tahun 2022 ada 17 kasus sementara di pekan ke-9 tahun 2023 hanya 7 kasus, begitu juga pekan ke-7 pada tahun 2022 itu 16 kasus tapi di pekan ke-7 tahun 2023 hanya 9 kasus," terangnya. 

Sampai saat ini untuk 77 kasus tersebut penderitanya sudah mulai berangsur sembuh dan pulih kembali. Mayoritas mereka hanya menjalani perawatan medis sementara. 

"Alhamdulillah juga tidak ada yang meninggal. Kalau tahun lalu memang ada yang meninggal. Sampai dengan pekan ke-9 itu tahun lalu ada 1 orang yang meninggal, tahun ini Alhamdulillah tidak ada," jelasnya. 

Ia mengaku, untuk total yang meninggal tahun 2022 ada 2 orang. Zaini, berharap agar tahun ini tidak ada korban jiwa akibat terserang DBD. Dia juga berupaya untuk bisa menekan jumlah kasus DBD. 

Zaini mengingatkan masyarakat tetap memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar. Masyarakat diminta memusnahkan sarang-sarang nyamuk untuk berkembang biak. 

"Menguras tempat-tempat penampungan air, menutup rapat semua tempat penampungan air dan mengubur barang-barang bekas," ulasnya. 

Menurutnya, wabah DBD lebih dapat dicegah dengan menerapkan 3M Plus. Menguras dan membersihkan, menutup tempat air penampungan dan mengubur barang bekas atau barang berpotensi tempat berkembang biak nyamuk.

"Jadi tidak bisa masalah DBD ini hanya diserahkan kepada pemerintah. Tetapi harus melibatkan kepedulian dari masyarakat, bagaimana menjaga lingkungannya agar jangan sampai ada tempat perkembangbiakan nyamuk," pungkasnya.(her).