Masyarakat Meranti Antusias Bercocok Tanam
SELATPANJANG (HR)- Gencarnya dukungan pemerintah terhadap peningkatan hasil pertanian yang diserahkan kepada para petani, kian mendorong keinginan masyarakat untuk bercocok tanam.
Dijelaskan Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kepulauan Meranti Yulian Norwis, Senin (4/5), masyarakat mulai bertanam palawija, tanaman semusim dan juga tanaman padi maupun tanaman tua lainnya. Pemerintah pun saat ini sangat mendukung upaya masyarakat dalam berusaha pada berbagai jenis pertanian itu.
Pemerintah, katanya, telah memberikan berbagai alat-alat pertanian yang dibutuhkan para petani. Mulai dari alat traktor tangan, mesin pompa air, mesin pipil dan juga gilingan padi. Begitu juga dengan peralatan mendukung usaha lainya di bidang pertanian.
Selain itu pemerintah juga menyediakan bibit, pupuk serta ketersediaan tenaga-tenaga penyuluh lapangan yang disebar di berbagai desa yang ada.
"Masyarakat hanya diminta mengolah tanah, menanam dan merawat. Selanjutnya masyarakat juga akan menikmati hasilnya. Pokoknya para petani dewasa ini sangat beruntung. Sebab mulai dari pembukaan lahan persawahan atau pertanian, semuanya dibantu pemerintah," kata Yulian yang biasa dipanggil Icut ini.
Barangkali, tambahnya, inilah memotivasi para petani untuk semakin bergiat bercocok tanam. Sebab memang tidak dipungkiri hasil tani masyarakat telah semakin dirasakan manfaatnya.
Pemerintah, baik kabupaten maupun provinsi bahkan juga pusat, akan terus meningkatkan dukungannya. Sehingga beberapa tahun mendatang swasembada beras menjadi kenyataan di Meranti.
"Bukan hanya masalah beras menjadi tujuan akhir kita, melainkan juga komoditas pertanian lainnya dapat tercukupkan untuk menutupi kebutuhan lokal," ujar Icut.
Disebutkannya, saat ini komunitas masyarakat pedalaman atau biasa disebut suku Akit atau orang asli di Meranti itu juga telah menyatakan keinginan mereka untuk bercocok tanam pertanian tanaman padi.
“Saat ini sudah ada 70 KK yang mendaftar menjadi petani dan akan dibangunkan lahan persawahan untuk mereka tanami. Ini kabar menggembirakan kerena sebelumnya tidak diduga, komunitas suku Akit itu mau bertani.
Barangkali karena kuatnya dukungan pemerintah itu dalam rangka membangun usaha pertanian itu memotivasi warga pedalaman yang biasa hanya bergelut di bidang perkebunan sagu tersebut," ujar Icut bangga.
Ditambahkannya, pihaknya akan terus mengupayakan berbagai dukungan terhadap petani ini. Sehingga akhirnya akan mengangkat taraf hidup petani itu sendiri.(jos)