Tangkap Peluang, Kuansing Segera Miliki Pabrik Minyak Goreng
RIAUMANDIRI.CO-Plt Bupati Kuantan Singingi (Kuansing) sangat jeli menangkap peluang pengembangan hilirisasi hasil perkebunan sawit yang luasan lahan perkebunan sawit naik cukup drastis setiap tahun di Kabupaten Kuantan Singingi.
Potensi tersebut membuat Suhardiman Amby berkeinginan berondolan buah sawit masyarakat bisa terjual dengan mahal dengan di dirikannya Pabrik Minyak Goreng (Pamigo) di Kuantan Singingi. Pabrik tersebut berkolaborasi dengan beberapa instansi pemerintah, Pamigo akan di dirikan di Desa Sungai Paku, Kecamatan Singingi Hilir.
Keseriusan Plt. Bupati yang di intruksi kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait langsung di tindak lanjuti oleh para Kadis OPD terkait Selasa (21/02/2023) pasca acara musrenbang tingkat Kecamatan Singingi Hilir.
Sebagaimana disampaikan Kepala Dinas Pendapatan Kuansing, Jafrinaldi, di dampingi Plt Kadis Perkebunan, Andriyama serta Kadis Perindustrian Perdagangan dan Koperasi, Mardansyah mengaku tengah berada di Desa Sungai Paku Kecamatan Singingi Hilir, dalam rangka Peninjauan Lokasi Rencana Pembangunan Pabrik Mini Minyak Goreng (Pamigo).
“Ini merupakan tindaklanjut arahan Plt Bupati, Suhardiman Amby, saat acara Musrenbang RKPD di Koto Baru kecamatan Singingi Hilir, Selasa siang tadi, ujar Jafrinaldi dan Mardansyah.
Hari ini kami didampingi langsung Kades Sungai Paku, Firzan Subandi, Ketua KUD Gerbang Sari, Badan Pengawas setra Perwakilan Ketua Kelompok, tambah Mardansyah.
“Rencananya akan di bangun Pamigo, guna menjaga kestabilan pasokan minyak goreng pada kawasan sulit di jangkau, terang Mardansyah.
Untuk memastikan kesedian lahan pembangunan Pabrik Minyak Goreng tersebut maka OPD terkait langsung cek lokasi pembangunannya.
“Rencana nya di desa ini akan di bangun Pabrik Mini, atau Pamigo dan hari ini kita lihat ketersediaan lahannya, Pembangunan pabrik mini ini, merupakan kolaborasi beberapa instansi pemerintah," ucap Plt. Kadis Perkebunan, Andriyama.
Untuk diketahui Peluncuran pabrik mini minyak goreng (Pamigo) berhasil mencuri perhatian dalam kegiatan Perkebunan Expo (BunEx) yang pertama kali diadakan tahun ini di Jakarta Convention Center (JCC) Hall B pada hari Rabu (21/12/2022).
BunEx sendiri merupakan pameran perkebunan pertama di Indonesia, yang akan diselenggarakan secara rutin setahun sekali untuk memamerkan keberhasilan insan perkebunan Indonesia.
Sebagaimana diungkapkan oleh Andi Nur Alamsyah selaku Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, bahwa Expo (Bunex) 2022 telah diikuti oleh berbagai elemen seperti pemda, kementerian, perusahaan perkebunan, petani kebun, asosiasi petani, dan lembaga pembiayaan.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Dr Cn Rino Afrino, yang hadir secara langsung dalam BunEx 2022 menyatakan bahwa dengan peluncuran ini merupakan kesempatan bagi petani untuk terjun ke hilir dan menjadi owner pabrik minyak goreng atau nama kerennya Pamigo.
“Secara dana, investasi yang diperlukan cukup terjangkau yaitu Rp2-3 Miliar dan menurut analisa usaha Tim Ditjenbun, dalam 4 tahun sudah untung atau break even point (BEP). Jadi ini sangat memungkinkan bagi kalangan petani sawit,” ujar Rino kepada sawitsetara.net.
Menurut Rino, program Pamigo diperkirakan bisa memberikan keuntungan hingga 29% atas investasi atau setara Rp594.360.000 per tahun. “Dengan demikian, bagi petani yang menggunakan dana pinjaman (KUR) dengan bunga 6% pun akan masih menguntungkan. Kemungkinan penggunaan dana BPDPKS sangat memungkinkan, sepanjang persyaratannya memenuhi,” lanjut Rino.
“Mirip seperti pabrik biasa, Pamigo terbagi jadi tiga tahap tapi dalam kapasitas yang lebih kecil. Tahap pertama ada Unit Pengolahan Sawit Rakyat, tahap kedua adalah Unit Produksi Red Palm Oil (RPO), kemudian tahap terakhir adalah Unit roduksi Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO),” terang Rino.
Dalam tahap pertama Pamigo adalah proses mengolah buah sawit petani, dalam hal ini diperlukan 7,5 ton TBS per hari atau 4,8 ton berondol per hari untuk diolah menjadi 1,5 ton crude palm oil (CPO) per hari. CPO kemudian diolah dalam tahap kedua untuk menghasilkan 900-950 kg RPO per hari. Masuk dalam tahap penyulingan ketiga, maka RPO diolah menjadi RBD-PO mencapai 900-950 kg per hari.
Saat ini Pamigo ditargetkan untuk dikembangkan 1 unit di tahun 2022 ini dan 10 unit untuk tahun 2023 nanti. Apkasindo berharap distribusi pembangunan Pamigo ini dapat menyasar ke perkebunan rakyat yang kesusahan menjual TBS nya ke PKS, baik karena harga yang rendah di PKS maupun karena jarak tempuh ke PKS yang cukup jauh.
“Jadi kesempatan sangat terbuka, tinggal petani yang pro-aktif mempersiapkan kelembagaan, administrasi dan investasi, kita harus kejar bola. Kami Apkasindo siap menjadi mitra kerja rekan-rekan petani atau paling tidak Apkasindo sudah memiliki perusahaan skala nasional, PT. Graha Map Indonesia, yang khusus bergerak dibidang konsultan pemetaan, perencanaan, studi kelayakan dan layanan bidang Amdal. Perusahaan unit Apkasindo ini siap mendampingi rekan-rekan petani sawit. Karena Ditjendbun tidak mengurusi studi kelayakan, jadi kita petani yang mengajukan proposal ke Ditjendbun dengan melampirkan hasil studi kelayakan,” ujar Rino.
“Dan ingat, ini kesempatan petani benar-benar naik kelas karena harus mampu mengelola pabrik dengan sistem manajemen layaknya usaha korporasi. Jadi program ini memang sejalan dengan semangat Pak Jokowi untuk korporatisasi koperasi petani sawit,” terang Rino.
Untuk membantu rekan-rekan petani sawit dalam pembuatan proposal yang fisibel, dalam waktu dekat DPP Apkasindo akan mengadakan pelatihan teknik. “Kita akan share cara membuat proposal untuk sarpras, PKS Mini, Pabrik M3 (minyak makan merah) dan Pamigo melalui zoom, jadi silahkan mengikutinya, dijamin jebol proposalnya," ujar Rino memberi semangat kepada Petani sawit Indonesia.(jon)