Mengais Harapan di Antara Puing-Puing Kebakaran Cik Puan
RIAUMANDIRI.CO - Dengan tangan telanjang dia mengais tumpukan puing-puing bekas kebakaran. Wajahnya penuh harapan, walau kesedihan tak bisa disembunyikannya. Sesekali dia terlihat menyapu keringat yang menetes dari kening, lalu turun ke hidung untuk menutup aroma yang keluar dari tumpukan itu.
Seperti itulah kegiatan yang dilakukan Aal, lelaki dengan baju kuning ketika membantu sang kakek membersihkan kios Pasar Cik Puan pascakebakaran pada Ahad petang. Tak kenal akan kondisi badan penuh lumpur, arang dan air sisa pemadaman, Aal terus menggali tumpukan puing dengan tangannya.
Tak sendirian, Aal ditemani oleh adik perempuannya yakni Cici. Kakak beradik itu begitu kompak mengais bekas puing dari kios kakeknya yang ludes diamuk si jago merah. Di sana, mereka mencari barang yang dianggap masih bisa diambil untuk digunakan, seperti garam, gula, minyak goreng, mentega, sabun dan barang lainnya. Di Pasar Cik Puan, kakeknya membuka usaha kios barang harian.
"Ini lagi mencari barang-barang, mana tahu masih ada yang bisa diambil," kata Aal sambil memperlihatkan tangan kanannya mengeluarkan sebungkus mentega dari dalam tumpukan itu, Senin (20/2/2023).
Aal tak mengetahui banyak akan peristiwa tersebut, dia datang ditemani adik dan ayahnya untuk membantu kakek mengais tumpukan barang di kios. Rasa sedih pasti, akan tetapi tidak berdaya lebih, hanya saja mampu menolong kakek memilih barang yang tersisa di bawah puing kebakaran.
"Ini kios barang harian, kayak jualan gula, sabun, minyak. Ini dicari-cari yang tertimbun nih, mana tau masih ada yang bagusnya. Ya sambil beresin kayu-kayu kedai yang terbakar ini," kata Aal sembari mengulurkan sebungkus benda ke dalam plastik yang dipegang Cici.