Pramugari Garuda Tak Boleh Berjilbab, Senator: Aturan itu Harus Segera Direvisi
RIAUMANDIRI.CO - Anggota DPD RI Indonesia Hilmy Muhammad menyayangkan kebijakan PT Garuda Indonesia yang hingga saat belum mengakomodir awak kabinnya dalam memakai jilbab.
"Kebijakan ini perlu segera direvisi. Dunia kerja sudah sangat terbuka, kebebasan beragama juga dilindungi oleh negara. Maka melarang berjilbab bagi pramugari sama halnya dengan mencederai hak konstitusi beragama yang harus dihormati," tegas senator asal DIY itu, dalam rilisnya, Ahad (5/2/2023).
Ditegaskan, tidak boleh mewajibkan orang berjilbab, dan juga sebaliknya tidak boleh melarang orang berjilbab. Itu dijamin secara konstitusional dalam UUD 1945 sebagai bagian dari hak asasi manusia sehingga setiap orang boleh berekspresi menurut agama yang dianutnya.
Dia mempertanyakan alasan Garuda belum memfasilitasi pramugari berjilbab. Alasannya apa? Tidak modis? Takut penumpangnya pada lari?
"Fashion kita sudah sedemikian apik memodifikasi jilbab sebagai pakaian harian kerja. Pramugari untuk haji itu bisa jadi contoh untuk diterapkan di semua jadwal penerbangan, baik lokal maupun internasional. Penumpangnya Garuda sudah terseleksi, jadi tidak akan mengurangi peminatnya hanya karena jilbab, kecuali pelayanannya buruk,” tegas Gus Hilmy.
Dia juga mencontoh perusahaan maskapai yang sudah menerapkan pramugari berjilbab. Menurutnya, maskapai-maskapai itu lebih bisa survive daripada Garuda yang laporannya kerap merugi.
“Garuda bisa mencontoh NAM Air yang sudah sejak 2013 memperbolehkan pramugarinya berjilbab. Juga Sriwijaya Air dan Citilink. Mereka terbukti lebih survive kan? Tidak ada laporan kebangkrutan? Maskapai luar negeri sudah banyak, seperti Brunei, Arab Saudi, Iran,” kata Gus Hilmy.
Karena itu dia berkomitmen untuk mendukung Garuda Indonesia untuk mengakomodir pramugari yang berjilbab. “Kita dukung Garuda Indonesia untuk segera menerapkan aturan yang membolehkan berjilbab,” ujar Gus Hilmy.
Gus Hilmy juga mengusulkan beberapa program yang bisa diakomodasi oleh Garuda untuk menambah daya tarik konsumen muslim. Di antaranya hafalan doa-doa harian hingga dakwah Islam yang damai.
“Ini tidak saja menjadikan penumpang bisa menikmati perjalanan sambil tetap bisa beribadah, tetapi juga menunjukkan Indonesia sebagai tempat yang aman untuk semua kalangan,” usul Gus Hilmy. (*)