Etnis Tionghoa Mulai Berminat Jadi Anggota Polri
Anggapan bahwa warga Tionghoa di Kota Selatpanjang hanya ingin menggeluti dunia usaha atau dagang ternyata tidak sepenuhnya benar. Bahkan mereka mulai berkecimpung di dunia pemerintahan dan aparat kepolisian.
Dijelaskan Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Z Pandra Arsyad, Minggu (3/5), niat warga Tionghoa menjadi aparat keamanan terbukti pada saat dibukanya penerimaan pendaftaran Bintara pada tahun 2015. Banyak diantara mereka yang berminat masuk menjadi anggota Polri.
"Anggapan seperti itu keliru. Pasalnya, saat kami lakukan sosialisasi penerimaan Bintara di sekolah-sekolah etnis Tionghoa, banyak diantaranya berminat menjadi anggota Polisi dan berbagai pekerjaan yang dianggap bagian dari pengabdian terhadap negara dan bangsa Indonesia," sebut Pandra.
Pandra menegaskan, kesempatan masyarakat Tionghoa untuk menjadi anggota Polri saat ini sudah terbuka lebar.
Dalam hal ini, menurutnya, perlu dilakukan perubahan pola pikir di tengah masyarakat etnis Tionghoa sendiri. Salah satu bentuk pengabdian warga etnis Tionghoa kepada negara Indonesia, dengan menjadi anggota Polri, TNI ataupun PNS.
"Zaman sekarang semua etnis memperoleh kesempatan yang sama, yang penting memenuhi persyaratan serta lulus dalam tes yang ditetapkan oleh negara," ujar mantan kepala polisi Pariwisata di Polda Riau ini.
Dicontohkan Pandra, ada anggota Polwan di Polres Kepulauan Meranti dari keturunan Tionghoa yang bernama Marsa Delani Aifi. Etnis Tionghoa yang sudah masuk menjadi warga negara Indonesia mempunyai hak yang sama seperti suku lainnya dalam mengabdi kepada bangsa dan negara yang dicintainya.
"Tidak ada diskriminasi dalam penerimaan anggota polisi, semua suku dianggap sama, dan yang diterima adalah yang memenuhi syarat," jelasnya,
Ditambahkan Kepala Bagian Sumber Daya Manusia Polres Kepulauan Meranti, Kompol Sumarno , saat ini Polres Kepulauan Meranti masih kekurangan jumlah personel.
Saat ini yang ada baru mencapai 275 personel. Dari 9 kecamatan yang ada sejauh ini baru 5 kecamatan yang telah memiliki Polsek. Sedangkan jumlah idealnya untuk sebuah Polres sebanyak 750 personil.
"Kami mengajak lebih banyak lagi etnis Tionghoa yang memenuhi syarat agar masuk menjadi anggota Polisi,” tambah Sumarno.
Diakuinya, saat ini sudah ada 26 pendaftar untuk menjadi anggota Polisi. 22 laki-laki dan 4 perempuan. Dari 26 itu 3 orang untuk melamar Tamtama, 1 Akpol dan 22 Bintara.****