Kemenkes Sebut Realisasi RSP Otak dan Jantung di Riau Masih Panjang
RIAUMANDIRI.CO - Menindaklanjuti pertemuan Gubernur Riau, Syamsuar, bersama Menteri Kesehatan dua hari lalu, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan, Ditjen Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Yuli Astuti Saripawan, meninjau lokasi pembangunan Rumah Sakit Pusat (RSP) Otak dan Jantung di Jalan Naga Sakti, Pekanbaru, Kamis (19/1),
Lokasi pembangunan rumah sakit pemerintah pusat tersebut berada di samping Stadion Utama Riau, dengan lahan seluas lebih kurang 10 hektare. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan, didampingi langsung Kepala Dinas Riau Zainal, dan tim dari BPKAD Riau dan Dinas PUPR-PKPP Riau.
Yuli Astuti mengatakan, peninjauan tersebut menindaklanjuti hasil pertemuan Gubernur Riau Syamsuar dengan Menkes Budi Gunadi Sadikin, atas arahan Presiden Joko Widodo saat kunjungan kerja di Riau beberapa waktu lalu. Dalam tinjauannya, Yuli Astuti memastikan lokasi dan status lahan yang akan dibangun rumah sakit sesuai arahan Presiden. Di mana untuk lahan merupakan aset Pemprov Riau yang akan dihibahkan ke Kemenkes.
"Untuk pembangunan rumah sakit pusat otak dan jantung, kita perlu meninjau ke lapangan. Untuk prosesnya kita masih panjang, ada penyerahan hibah lahan dan lainnya. Kalau selesai administrasi, baru kita tindak lanjuti pembangunan," ujarnya.
Dijelaskan Yuli, rumah sakit yang akan dibangun di Pekanbaru merupakan rumah sakit vertikal milik pemerintah pusat, yang diharapkan dapat memberi pelayanan bagi masyarakat Riau khususnya, dan pulau Sumatera umumnya. Pihaknya akan secepatnya, menyiapkan administrasi.
"Rumah sakit ini diharap dapat mengantisipasi warga Indonesia di pulau Sumatera tidak perlu jauh-jauh lagi berobat ke negara tetangga. Itu harapnya. Kalau administrasi cepat selesai, Insha Allah tahun ini bisa langsung dibangun menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)," jelasnya di sela-sela kunjungan.
Lokasi rencana pembangunan RSP Otak dan Jantung yang disiapkan Pemprov Riau dinilai cukup strategis oleh Kemenkes, mengingat lokasi lahan berada di jalan lintas yang menggunakan dua daerah Pekanbaru dan Kampar. Hasil dari tinjauan pihaknya akan segera dilaporkan ke Menkes dan Dirjen Pelayanan Kesehatan. Kemudian, dijadwalkan pekan depan Dirjen Pelayanan Kesehatan akan meninjau langsung ke Riau untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya.
"Apalagi rumah sakit ini berdekatan dengan Universitas Riau, dan Stadion Utama Riau. Mudah-mudahan rumah sakit ini nantinya sesuai dengan usulan Pemprov Riau, sehingga bisa membuka prospek yang bagus,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinkes Provinsi Riau, Zainal Arifin, mengapresiasi gerak cepat tim Kemenkes menindaklanjuti pertemuan Gubri dengan Menkes. Karena itu, pihaknya berharap tahun ini setidaknya di anggaran perubahan sudah ada tanda-tanda pembangunan rumah sakit di lokasi yang disiapkan.
"Insya Allah kita siap menghibahkan lahan lebih kurang 10 hektare ke Kemenkes untuk pembangunan rumah sakit pusat otak dan jantung di Riau. Itu harapan kita. Kalau untuk administrasi saya kira untuk proses hibah antara pemerintah dengan pemerintah tidak susah, mudah-mudahan secepatnya administrasinya bisa disiapkan," ungkap Zainal.
Sebelumnya diberitakan, janji Presiden Joko Widodo untuk membangun Rumah Sakit di Provinsi Riau bakal terwujud setelah Gubernur Riau bergerak cepat menemui Menkes di Kantor Kemenkes RI di Jakarta, Senin (16/1), seperti yang diarahkan oleh Presiden saat Kunjungan Kerja pada awal bulan lalu.
Gubri Syamsuar mengatakan, ia langsung menemui Menkes untuk menindaklanjuti arahan Presiden Jokowi yang akan membangun RSP Otak dan Jantung di Provinsi Riau. Setiba di Kantor Kementerian Kesehatan, Gubri Syamsuar langsung menggelar pertemuan terbatas dengan Menkes Budi Gunadi Sadikin di Ruang Cut Meutia Lantai 2 Gedung Kemenkes. Pada pertemuan itu juga dihadiri oleh Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono.
"Banyak sekali masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Riau yang berobat keluar negeri untuk mendapatkan layanan kesehatan. Mereka banyak yang berobat ke Malaka, dan itu hampir setiap hari ada yang terbang dari Riau ke Malaka. Belum lagi yang lewat laut. Khusus untuk otak dan jantung. Karena kematian tertinggi di Indonesia termasuk di Riau itu kan akibat jantung dan stroke," ujar Menkes, saat pertemuan dengan Gubri.