Pengamat: NasDem Pintar Membaca Momentum Politik
RIAUMANDIRI.CO - Analis politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago menilai Partai NasDem mengambil langkah cepat dan tepat mengumumkan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) yang diusung pada Pilpres 2024.
Pengumuman tersebut lebih cepat dari jadwal berakhirnya jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta tanggal 16 Oktober 2022.
"Partai NasDem tentu memiliki banyak pertimbangan untuk mendukung Anies sebagai capres 2024," Arifki kepada media ini, Senin (3/2022).
Pertama kata dia, NasDem ingin mendapatkan efek ekor jas dengan mendukung Anies pada momentum pemilu legislatife dan eksekutif yang dilaksanakan secara serentak pada tahun 2024.
Kedua, posisi Anies yang selama ini identik dengan tokoh yang kontra dengan narasi yang dibangun oleh pemerintahan Jokowi akan menguntungkan untuk NasDem, karena berpotensi menarik pemilih yang suka Anies untuk memilih NasDem pada Pileg 2024.
“NasDem ini pintar baca momentum! Ya, Surya Paloh tahu bahwa mengusung Capres 2024 nggak hanya soal pilihan terhadap figur, tetapi seberapa baik dampak dukungan terhadap capres bagi suara partai. Apalagi posisi Anies yang masuk tiga besar dari berbagai lembaga survei, tentu targetnya menarik pendukung Anies agar memilih NasDem pada Pileg 2024”, ujar Arifki.
Dengan mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres sebelum jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta berakhir, NasDem menjadi pahlawan untuk karier Anies dan memberikan kepastian kepada pendukungnya bahwa Anies memiliki tiket untuk Pilpres.
Banyak yang menduga bahwa partai-partai akan mendekat ke Anies setelah masa jabatannya habis. Namun, NasDem ingin mendahului rencana partai lain yang ingin menjadikan Anies sebagai “Bnrand Ambasador” partainya di Pemilu 2024.
Deklarasi Partai NasDem terhadap Anies di luar dugaan tentu akan ikut mengubah konstelasi politik nasional. Partai-partai lain tetap memaksakan koalisi yang sudah terbentuk atau mendorong figur lain yang disiapkan untuk menantang Anies.
Dikatakan, sebagai figur yang memiliki differensiasi pemilih sendiri, Anies tentu akan menjadi ancaman bagi koalisi politik lain jika salah menetapkan capres dan cawapres penantangnya.
“ Anies akan membuat partai atau koalisi partai yang sudah terbentuk berkeringat lebih cepat. Anggapannya Anies akan sulit mendapatkan dukungan parpol. Tetapi, NasDem sudah berbuat sebelum orang lain memikirkannya," katanya.
Disebutkan, pilihan partai lain cuma dua. Pertama, bergabung dengan koalisi partai yang berpotensi mengalahkan Anies dan kedua bergabung dengan NasDem untuk mendukung Anies.
Deklarasi Anies lebih awal telah merusak bursa tawar-menawar tokoh dengan partai politik sebelum waktu yang seharusnya,” tutup Arifki. (*)