Jamiluddin Ritonga: Beri Sinyal ke Prabowo, Cak Imin Bangun Politik Zig-zag
RIAUMANDIRI.CO - Pengamat komunikasi politik M Jamiluddin Ritonga menilai pertemuan Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani di makam Taufik Kiemas, TMP Kalibata, banyak makna.
Setidaknya menurut Jamil, ada tiga makna yang ingin disampaikan Cak Imin dari pertemuan tersebut.
Pertama, Cak Imin ingin mengatakan PKB terbuka berkoalisi dengan PDIP, khususnya memperkuat koalisi yang sudah dibangunnya bersama Partai Gerindra.
"Di sini Cak Imin ingin mengajak Puan bersama dirinya dan Prabowo untuk bersama dalam Pilpres 2024. Kalau Puan mau berkoalisi dengannya dan Prabowo, maka kebersamaan mereka selama ini dapat dipertahankan," kata Jamil kepada media ini, Senin (26/9/2022).
Jamil berpendapat, koalisi yang mereka bangun akan sangat kuat karena mewakili nasionalis dan religius. Karena itu peluang menang akan sangat besar.
"Kalau itu keinginan Cak Imin, berarti ia mau mengalah melepas cawapres. Ia bisa saja menyerahkan posisi itu pada Puan untuk berpasangan dengan Prabowo pada Pilpres 2024," katanya.
Kedua, Jamil melihat Cak Imin ingin meningkatkan daya tawar dirinya dan partainya kepada Prabowo. Dengan politik zig-zag, Cak Imin ingin memberi sinyal kepada Prabowo bahwa dirinya bisa saja menyeberang ke PDIP bila cawapres tidak diberikan kepadanya.
"Peluang itu sangat besar bila posisi cawapres tak kunjung ada kesepakatan dengan Prabowo. Cak Imin yang kerap melakukan manuver zig zag tak akan sungkan melakukan hal itu bila ambisinya tidak terakomodir di Gerindra," kata Jamil.
Ketiga, menurut Jamil, Cak Imin sebatas untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitasnya. Melalui pertemuan petinggi partai politik lain, ia berharap mendapat publisitas gratis yang positif. Dari sini ia berharap dapat menutupi pemberitaan negatif yang kerap menerpanya sehingga dapat mengerek popularitas dan elektabilitasnya.
Kalau popularitas dan elektabilitas meningkat signifikan, ia berharap posisi cawaprws bersama Prabowo akan semakin mulus diperolehnya.
Sebab, salah satu kelemahan Cak Imin selama ini untuk menjadi cawapres adalah elektabilitasnya yang sangat rendah. Hal itu tentu membuatnya sangat tidak layak menjadi cawapres," sebut Jamil. (*)