DPD RI Minta Kenaikan Harga Tiket Pesawat Dikaji Ulang

DPD RI Minta Kenaikan Harga Tiket Pesawat Dikaji Ulang

RIAUMANDIRI.CO - Komite II DPD RI menyoroti kenaikan harga avtur yang berdampak pada harga tiket pesawat. Kenaikan harga tiket ini dikhawatirkan akan berdampak pada melambatnya roda perekonomian di daerah-daerah salah satunya tempat destinasi wisata.

“Terkait dengan harga avtur, untuk penerbangan internasional di Bandara Soekarno Hatta berada di angka USD 91,2  per liter per (15/8/22). Untuk kategori penerbangan domestik, flight price into plane/not into plane di bandara yang sama ada di angka Rp 14.958 per liter. Tetapi harga tiket pesawat masih mahal,” ucap Ketua Komite II DPD RI Yorrys Raweyai saat memimpin rapat di Gedung DPD RI, Jakarta, Senin (12/9).

Menurutnya kenaikan harga tiket pesawat ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengupayakan langkah strategis agar harga tiket pesawat menjadi lebih stabil. Salah satunya dengan mengusulkan penghapusan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) avtur. “Kita berharap penghapusan pajak ini harga tiket pesawat bisa normal kembali,” harap senator asal Papua ini.

Sementara itu, Anggota DPD RI asal Kalimantan Timur Aji Mirni Mawarni mengkritisi naiknya harga tiket pesawat. Menurutnya naiknya harga tiket pesawat, dapat meningkatkan keamanan penumpang. “Harga tiket naik dan jumlah armada menurun, seharusnya keamanan penumpang bisa menjadi perhatian maskapai,” pungkasnya.

Di kesempatan yang sama, Anggota DPD RI asal Provinsi Nusa Tenggara Timur Angelius Wake Kako menilai kenaikan harga pesawat menyulitkan daerah-daerah dalam meningkatkan perekonomian. Pemerintah seharusnya bisa memberikan subsidi kepada harga tiket pesawat, sehingga dapat memutar perekonomian di daerah seperti destinasi wisata.

“Saat ini orang Indonesia mending liburan ke Singapura karena tiket pesawat lebih murah. Di negara lain, pemerintahnya memberikan subsidi kepada maskapai sehingga roda perekonomian bisa terus berputar,” kata Angelius.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Novie Riyanto Raharjo menjelaskan Indonesia menghadapi kenaikan harga BBM dunia karena krisis global. Krisis energi dunia ini juga berdampak pada kenaikan harga BBM salah satunya avtur. “Krisis energi ini mengakibatkan kenaikan harga avtur, alhasil harga tiket naik,” terangnya.

Menurut data BPS, sambungnya, kenaikan BBM telah menyumbang inflasi bulan Juli 2022 sebesar 0,11 persen. Selain itu industri penerbangan juga memiliki tantang tersendiri menghadapi kenaikan harga avtur. “Industri penerbangan juga mengalami tantangan tersendiri seperti jumlah armada menurun, sedangkan armada butuh proses perawatan dalam proses perawatan rutin dan tambahan,” terang Novie. (*)



Tags Ekonomi