BKSAP DPR Upayakan Bahasa Melayu-Indonesia sebagai Bahasa Kerja ASEAN
RIAUMANDIRI.CO - Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon memimpin diskusi bertajuk 'Benchmarking Pembentukan Asosiasi Anggota Parlemen Berbahasa Melayu-Indonesia', di Kantor Gubernur Riau, Pekanbaru, Selasa (6/9/2022).
Diskusi ini juga dihadiri Anggota BKSAP DPR RI Irine Yusiana Roba Putri dan Anggota BKSAP DPR RI Mardani Ali Sera serta melibatkan Sekda Provinsi Riau yang mewakili gubernur, akademisi dari Universitas Negeri Riau, Balai Bahasa Riau, dan Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR).
Dalam diskusi tersebut Fadli Zon mengungkapkan, BKSAP DPR RI tengah mengupayakan wacana menjadikan bahasa Melayu-Indonesia sebagai bahasa kerja (working language) di IPU dan ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA).
"Kita ingin berangkat dari yang sifatnya regional dan baru kemudian ke internasional," ujar Fadli Zon.
Upaya mengusung bahasa Melayu-Indonesia sebagai bahasa kerja di ASEAN cukup beralasan, karena terdapat kurang lebih 700 dialek bahasa Melayu yang tersebar di beberapa negara, baik di dalam ASEAN sendiri maupun di beberapa negara yang memiliki fakta sejarah penyebaran budaya Melayu sejak era penjajahan.
Fadli mengungkapkan, bahasa Melayu pernah diajukan untuk menjadi bahasa PBB namun kemudian kandas karena masih belum diputuskan dialek Melayu manakah yang akan dijadikan standar.
Tidak ditemukan kendala substansi terkait bahasa Melayu standar sebagai lingua franca karena kawasan ASEAN pada umumnya berakar dari rumpun Nusantara.
Secara historis bahasa Melayu sudah menjadi bahasa yang memengaruhi Nusantara termasuk di Jawa dengan ditemukan enam prasasti berbahasa Melayu.
"Ini juga bukti bahwa bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan (lingua franca) di Nusantara. Bahkan pihak kolonial menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa komunikasi di Nusantara," katanya.
Secara ilmiah dan obyektif bahwa bahasa Melayu Riau adalah bahasa Melayu standar. Hal tersebut didasarkan atas eksistensi Raja Ali Haji sebagai linguis pertama bahasa Melayu dan fakta sejarah bahwa Pulau Lingga kerapkali dikunjungi oleh banyak pihak di kawasan.
Hasil keputusan sementara ditetapkan bahwa bahasa Melayu Riau sebagai dasar bahasa Indonesia terutama karena eksistensi Raja Ali Haji sebagai linguis Melayu pertama. (*)