Anies akan Membuat KIB Goyah
Oleh Jamiluddin Ritonga*
PARTAI Nasdem, Demokrat, dan PKS tampaknya akan mengusung Anies Baswedan menjadi calon presiden (capres) pada Pilpres 2024.
Ketiga partai tersebut tampaknya tinggal mencari momen yang tepat untuk mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai capres 2024.
Ada kemungkinan ketiga partai itu akan mendeklaradikan Anies sebagai capres pada akhir tahun 2022. Sinyal tersebut sebenarnya sudah dihembuskan oleh petinggi partai tersebut.
Kalau Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dirumorkan juga akan mengusung Anies, tentu akan menguntungkan bagi Nasdem, Demokrat, dan PKS.
Sebab, akan dimungkinkan terbentuknya koalisi besar untuk mengusung Anies. Kalau ini terjadi, tentunya peluang menang sudah di depan mata.
Masalahnya, apakah Golkar sebagai partai terbesar di KIB mau mengusung Anies menjadi capres? Peluang ke arah itu memang kecil karena Rakernas Golkar sudah menetapkan ketua umumnya Airlangga Hartarto sebagai Capres. Hasil rakernas itu memang dapat diubah, namun hingga saat ini petinggi Golkar terlihat masih kekeh mengusung Airlangga.
Berbeda halnya dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang diakar rumputnya banyak yang menghendaki Anies sebagai capres. Karena itu, bagi PAN dan PPP tampaknya tidak akan masalah besar bila mengusung Anies.
Jadi, kalau PAN dan PPP kekeh memilih Anies, sementara Golkar kekeh memilih Airlangga, maka ada kemungkinan KIB bubar. Bisa jadi PAN dan PPP merapat ke Nasdem, Demokrat dan PKS.
Namun kemungkinan ini kecil mengingat KIB sejak awal dikesankan koalisi Golkar, PAN dan PPP bentukan istana. Karena itu, PAN dan PPP tampaknya akan lebih mendengar suara istana daripada akar rumputnya.
Konsekuensinya, bisa saja sebagian besar akar rumput di PAN dan PPP lebih memilih Anies dari pada capres yang diusung partainya. Hal ini tentunya akan merugikan kedua partai tersebut, termasuk tentunya KIB. (*Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul).
PARTAI Nasdem, Demokrat, dan PKS tampaknya akan mengusung Anies Baswedan menjadi calon presiden (capres) pada Pilpres 2024.
Ketiga partai tersebut tampaknya tinggal mencari momen yang tepat untuk mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai capres 2024.
Ada kemungkinan ketiga partai itu akan mendeklaradikan Anies sebagai capres pada akhir tahun 2022. Sinyal tersebut sebenarnya sudah dihembuskan oleh petinggi partai tersebut.
Kalau Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dirumorkan juga akan mengusung Anies, tentu akan menguntungkan bagi Nasdem, Demokrat, dan PKS.
Sebab, akan dimungkinkan terbentuknya koalisi besar untuk mengusung Anies. Kalau ini terjadi, tentunya peluang menang sudah di depan mata.
Masalahnya, apakah Golkar sebagai partai terbesar di KIB mau mengusung Anies menjadi capres? Peluang ke arah itu memang kecil karena Rakernas Golkar sudah menetapkan ketua umumnya Airlangga Hartarto sebagai Capres. Hasil rakernas itu memang dapat diubah, namun hingga saat ini petinggi Golkar terlihat masih kekeh mengusung Airlangga.
Berbeda halnya dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang diakar rumputnya banyak yang menghendaki Anies sebagai capres. Karena itu, bagi PAN dan PPP tampaknya tidak akan masalah besar bila mengusung Anies.
Jadi, kalau PAN dan PPP kekeh memilih Anies, sementara Golkar kekeh memilih Airlangga, maka ada kemungkinan KIB bubar. Bisa jadi PAN dan PPP merapat ke Nasdem, Demokrat dan PKS.
Namun kemungkinan ini kecil mengingat KIB sejak awal dikesankan koalisi Golkar, PAN dan PPP bentukan istana. Karena itu, PAN dan PPP tampaknya akan lebih mendengar suara istana daripada akar rumputnya.
Konsekuensinya, bisa saja sebagian besar akar rumput di PAN dan PPP lebih memilih Anies dari pada capres yang diusung partainya. Hal ini tentunya akan merugikan kedua partai tersebut, termasuk tentunya KIB. (*Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul).
Tags
Pilpres 2024