Akademisi UI: Di Beberapa Segmen, Air Ciliwung Bisa Jadi Bahan Baku Air Minum
RIAUMANDIRI.CO - Akademisi pemerhati Sungai Ciliwung dan Hutan Kota dari Universitas Indonesia Rasanto Adi menilai kualitas air Sungai Ciliwung di beberapa segmen semakin membaik dan bisa digunakan sebagai bahan baku air bersih oleh Perusahaan Air Minum Jakarta Raya (PAM Jaya).
“Khusus pada sekmen tengah, di Kantor Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) kondisi air cukup baik, terlihat begitu sehat, menarik, sepanjang tanggul sungai sudah di mural. Banyak kegiatan positif di GCB seperti sekolah sungai, olah sampah di tempat dan museum biota,” ujar Rasanto Adi menjawab pertanyaan media, Kamis (4/8/2022).
Perkembangan ini menurutnya menggembirakan. Sebab, secara historis Sungai Ciliwung mempunyai sejarah peradaban yang punya peran besar di masa lalu. Keberadaan Sungai Ciliwung sejak zaman kolonial dari Sunda Kelapa menuju Bogor sudah dijadikan lalu-lintas pengangkut segala logistik.
Bahkan warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai sudah memanfaatkan airnya untuk minum dan cuci-mandi.
Artinya air sungai Ciliwung bukan akhir-akhir ini saja bisa dimanfaatkan, namun dalam desakan demografi, pesatnya pertumbuhan segala sektor maka perusahaan air juga turut memanfaatkanya hingga kini.
Bahkan Rasanto Adi mengungkapkan, di ruas Jalan Tegar Beriman, Cibinong, Bogor, persis di bawah jembatan perusahaan air minum PT.Tirta Khauripan juga mulai memanfaatkan air sungai sebagai bahan baku air minum.
Hulu-hilir Mulai Tertata
Terkait kualitas air, kata Rasanto, upaya komunitas dan dinas terkait, sudah berupaya cukup maksimal agar air yang mengalir di Sungai Ciliwung merupakan sumber kehidupan semua makhluk hidup.
Rasanto juga membenarkan pernyataan Ditjen PPKL Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun lalu bahwa kualita sair Ciliwung di beberapa segmen sudah membaik. Sebab,apa yang disampaikan KLHK sudah melalu verifikasi dan laboratorium yang terakreditasi.
Dikatakan Rasanto, dari hulu hingga hilir Ciliwung sudah tertata apik. Banyak pecinta atau komunitas di setiap segmen mampu melakukan orientasi demi kelestarian flora & fauna.
Meskipun secara umum Ciliwung masih banyak jadi perbincangan di ibu kota DKI khususnya, karena secara zonasi DKI terlintasi kisaran sepanjang 26 km, namun secara utuh Ciliwung kisaran 126 km, dari titik nol di puncak -menuju muara /laut.
Mengenai dinamika air sungai, menurut Rasanto di kala musim kemarau, Ciliwung airnya jernih, tampak sekali bebatuan di dasarnya. Namun di musim hujan/banjir, tentu dari sub das/anak sungai membawa material segala macam yang terbawa hingga masuk pada sungai Ciliwung.
"Ini hal lazim dan tidak perlu dipermasalahkan. Di ruas Lenteng Agung, sungguh luar biasa, di sana sudah berbagai lomba keindahan, menata taman di sepanjang bantaran sungai,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum GCB Peni Susanti Moerpratomo dalam kaitan Hari Sungai 27 Juli lalu juga mengungkapkan bahwa kualitas atau mutu air sungai Ciliwung kini berada pada level dua, yang bisa menjadi bahan baku air minum.
Dengan begitu, munculnya kembali biota/flora dan fauna Ciliwung, yang dulu hanya ikan sapu-sapu sekarang sudah ada ikan baung, lobster biru dan lain-lain.
“Perusahaan Air Minum atau PAM Jaya juga membuka kembali instalasi 500 liter/ detik dengan 16 ribu sambungan untuk masyarakat,” ungkap Peni, saat keterangan pers, Jumat (29/7/2022).
(*)