Kemendagri Terbitkan SE Percepatan Vaksin Booster, Pemko Masih Miliki Stok 5 Ribu Dosis
RIAUMANDIRI.CO - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian, menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 440/3917/SJ tentang Percepatan Vaksinasi Dosis Lanjutan (Booster) bagi Masyarakat sejak Senin (11/7), kemarin.
Aturan itu dikeluarkan seiring meningkatnya kasus Covid-19 beberapa waktu belakangan. SE berisi seruan kepada gubernur dan bupati/wali kota itu terkait usaha pencegahan dan penanggulangan covid-19.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Zaini Rizaldy, mengatakan, mendindaklan juti SE tersebut Pemko Pekanbaru masih memiliki stok vaksin covid-19 sekitar 5.000 dosis. Jadi, kalau seandainya digunakan untuk vaksin 1 dan 2 masih mencukupi terlebih bila digunakan untuk vaksin ketiga atau boster.
" Stok kita masih ada sekitar 5.000 dosis. Artinya kalau itu kita gunakan untuk vaksin boster bisa lebih banyak sebab dosis vaksin boster setengah dari dosis vaksin 1 ataupun 2," kata Zaini Rizaldy, Rabu, (13/7), saat ditanya apakah dengan terbitnya SE itu Pemko siap menindaklanjutinya.
Zaini Rizaldy, menerangkan, berdasarkan informasi yang dia terima saat ini akan didroping vaksin yang kini masih dalam perjalanan meskipun dia tidak mengetahui persis terkait berapa jumlahnya.
" Informasinya vaksin dalam perjalanan jumlahnya belum tahu. Kita masih menunggu pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi Riau karena sekarang untuk permintaan vaksin melalui Pemprov Riau," terangnya.
Ditanyakan, apakah Pemko Pekanbaru sudah menerima SE yang diterbitkan tersebut, Zaini Rizaldy, mengatakan, belum bisa memastikan. Namun dia menjelaskan, kini antusias masyarakat untuk mendapatkan vaksin 1, 2 atau ketiga (boster) agak menurun dibanding bulan- bulan sebelumnya.
" Itu mungkin karena dalam minggu belakangan ini kasus cenderung turun, bahkan sempat beberap akhir nihil. Ditambah dengan sebelumnya ada kebijakan dari presiden menyebutkan sudah boleh tidak pakai masker saat melakukan kegiatan di luar ruangan. Sehingga berdampak kepada masyarakat percaya kasus covid-19 sudah hilang padahal sebenarnya belum," tutupnya.(her).